Sabtu, 30 Agustus 2014

Makalah Penerapan Balanced Scorecard PT. Garuda Indonesia (Persero)

0 comments
BAB I
PENDAHULUAN
Dunia industri yang perkembangannya semakin cepat memaksa setiap entitaas bisnis untuk senantiasa melakukan inovasi dalam usaha mencapai target dari setiap entitas. Berbagai inovasi dalam proses pencapaian visi, dan misi entitas terntu saja membutuhkan pengukuran atas berbagai kinerja yang telah dilaksanakan.
Berbagai ukuran kinerja tradisional yang ada sangatlah beracuan pada kinerja keuangan dari sebuah entitas bisnis. Penilaian yang hanya berfokus pada kinerja keuangan yang diidentikkan dengan asset yang bersifat fisik ini, mengabaikan indikator-indikator intangible/invisible yang dimiliki oleh sebuah entitas bisnis.
Kondisi pengukuran kinerja dengan pendekatantradisional ini mengakibatkan banyak perusahaan yang kemudian tidak terlalu memperhatikan kinerja dari non financial seperti kepuasan konsumen, efesiensi proses dan kondisi dari karyawan.
Yuwono,et al, (2006:28) mengemukakan, penggunaan tolak ukur keuangan sebagai satu-satunya pengukur kinerja perusahaan memiliki banyak kelemahan, antara lain:
1.      Pemakaian kinerja keuangan sebagai satu-satunya penentu kinerja perusahaan bisa mendorong manajer untuk mengambil tindakan jangka pendek dengan mengorbankan kepentingan jangka panjang.
2.      Daiabaikannya aspek pengukuran non financial dan intangible asset pada umumnya, baik dari sumber internal maupun eksternal akan memberikan suatu oandangan yang keliru bagi manajer mengenai perusahaan di masa sekarang terlebih lagi di masa datang.
3.      Kinerja keuangan hanya bertumpu pada kinerja masa lalu dan kurang mampu sepenuhnya untuk menuntun perusahaan ke arah tujuan perusahaan.
Robert S. Kaplan dan David P. Norton pada tahun 1992 melaporkan hasilhasil proyek penelitian pada multiperusahaan dan memperkenalkan suatu metodologi penilaian kinerja yang berorientasi pada pandangan strategis ke masa depan, yang disebut Balanced Scorecard.
Balanced Scorecard terdiri dari dua kata, yaitu balanced yang secara harafiah berarti seimbang dan scorecard yang berarti kartu skor. Scorecard adalah kartu yang digunakan untuk mencatat skor hasil kinerja seseorang dan/atau suatu kelompok, juga untuk mencatat skor yang hendak diwujudkannya. Pada tahap berikutnya seseorang dan/atau kelompok ini akan dievaluasi kinerjanya dengan membandingkan antara apa yang telah dikerjakan dan papa yang telah direncakan. Sementara itu, pengertian balanaced bahwa kinerja seseorang atau kelompok tertentu akan diukur secara berimbang. Berimbang antara sisi internal dan eksternal perusahaan, dan berimbang pula antara perspektif proses dan orang
Sedangkan kata berimbang mempunyai arti bahwa dalam mengukur haruslah dilakukan dengan berimbang antara aspek financial dan non financial, intern dan extern, serta kepentingan jangka pendek dan jangka panjang. Dari dua kata ini, dapat disimpulkan bahwa, dalam melakukan penilaian ataukah ingin memberikan skor terhadap kinerja yang dilakukan, haruslah dilakukan dengan seimbang seperti yang telah dijelaskan.
Balanced Scorecard yang digunakan sebagai pengukuran pada konsepnya mencoba menyeimbangkan penilaian terhadap aspek keuangan dengan non-keuangan merupakan hasil dari perbaikan aspek kepuasan pelanggan. Pelanggan puas apabila kinerja bisnis intern baik, sedangkan bisnis intern tidak akan berjalan baik bila tidak ditopang oleh proses pembelajaran dan perkembangan yang menyeluruh dari setiap orang dalam perusahaan. Pada awal kemunculannya Balanced Scorecard hanyalah digunakan pada thap implementasi dan penentuan atas kinerja eksekutif.
Kaplan dan Norton dalam artikel kedua dalam harvard Business Review mencoba mengembangkan balanced scorecard dengan menghubungkannya dengan tolak ukur bisnis dan strategi perusahaan. Artikel ini berjudul “Putting the Balanced Scorecard to Work” (September-Oktober 1993). Dalam artikel ini ditunjukkan bagaimana beberapa perusahaan menerapkan konsep balanced scorecard.
Setelah tahun 1993, Balanced Scorecard kemudian mulai diterapkan di beberapa perusahaan. Hasil dari penerapan Balanced Scorecard sebagai suatu sistem manajemen strategik yang dipelopori oleh Renaissance Solution, Inc (RSI) yang dipimpin oleh David Norton, kemudian dilaporkan dalam sebuah artikel di Harvard Business Review (Januari-feruari 1996) berjudul “Using Balanced Scorecard as a Strategic Management System”.
Dalam tahap perkembangan terkini, penjabaran balanced scorecard baik sebagai alat pengukuran kinerja maupun sebagai sistem manajemen strategik dalam berbagai entitas bisnis sudah banyak ditemui. Balnced Scorecard kemudian beberapa tahun belakangan ini mulai diterapkan bukan hanya pada entitas yang mencari laba semata, melainkan juga pada entitas non profit termasuk pemerintah.
System balanced scorecard terdiri atas empat persfektif jika dilihat dari sisi internal dan eksternal perusahaan yakni ;
1.      Perspektif proses bisnis/internal dan perspektif pembelajaran dan pertumbuhan yang lebih berfokus ke internal perusahaan, dan
2.      Perspektif pelanggan dan keuangan lebih berfokus ke kesternal perusahaan.
 Sedangkan jika dilihat dari sisi proses dan people perspektif-perspektif itu adalah :
1.      Perspektif pembelajaran dan petumbuhan dan persfektif pelanggan yang lebih berfokus ke orang (people) dan
2.      perspektif keuangan dan perspektif proses bisnis/internal lebih berfokus ke proses (proces)

BAB II
PEMBAHASAN
A.     PROFIL PT. GARUDA INDONESIA (PERSERO) TBK
1.      Sejarah Perusahaan
 Nama “Garuda” diberikan oleh Presiden Soekarno di mana nama tersebut diambil dari sajak Belanda yang ditulis oleh penyair terkenal pada masa itu, Noto Soeroto; "Ik ben Garuda, Vishnoe's vogel, die zijn vleugels uitslaat hoog bovine uw einladen", yang artinya, “Saya Garuda, burung Vishnu yang melebarkan sayapnya tinggi di atas kepulauan Anda”.
Sejarah Garuda Indonesia sebagai bagian dari sejarah industri penerbangan komersial di Indonesia dimulai ketika bangsa yang muda ini berjuang untuk kemerdekaannya.  Penerbangan komersial pertama dari Calcutta ke Rangoon dilakukan pada 26 Januari 1949, dengan pesawat Douglas DC-3 Dakota bernomor “RI 001” yang bernama “Indonesian Airways”. Di tahun yang sama, pada 28 Desember 1949, pesawat DC-3 lain yang terdaftar sebagai “PK-DPD” dengan logo “Garuda Indonesian Airways” terbang dari Jakarta ke Yogyakarta untuk menjemput Presiden Soekarno. Ini adalah penerbangan pertama yang dilakukan atas nama Garuda Indonesian Airways.
Setahun kemudian, pada 1950, Garuda Indonesia resmi terdaftar sebagai Perusahaan Negara. Pada periode tersebut, perusahaan ini mengoperasikan armada yang terdiri dari 38 pesawat, termasuk 22 DC-3, 8 Catalina flying boat, dan 8 Convair 240. Armada ini terus bertambah, dan Garuda Indonesia melakukan penerbangan pertamanya ke Mekkah ketika membawa jemaah haji Indonesia pada 1956. Rute penerbangan oleh Garuda Indonesia ke negara-negara Eropa dimulai pada 1965 dengan Amsterdam sebagai tujuan akhirnya.
Selama tahun 80-an, Garuda Indonesia melakukan restrukturisasi berskala besar untuk operasi dan armadanya. Pada masa inilah perusahaan ini mulai mengembangkan program pelatihan yang komprehensif untuk staf serta awak kabinnya, sekaligus mendirikan fasilitas pelatihan di Jakarta Barat yang dinamai Garuda Indonesia Training Center. Perusahaan ini juga membangun sebuah Pusat Pemeliharaan Pesawat di Bandara Internasional Soekarno-Hatta.
Di awal era 90-an, Garuda Indonesia mengembangkan strategi jangka panjang yang diaplikasikan hingga tahun 2000. Perusahaan ini terus mengembangkan armadanya dan Garuda Indonesia pun masuk dalam jajaran 30 maskapai terbesar di dunia.
Di samping inisiatif di pengembangan bisnis, tim manajemen baru mengelola perusahaan ini pada awal 2005, dan rencana-rencana baru diformulasikan untuk masa depan Garuda Indonesia. Manajemen baru Garuda Indonesia melakukan evaluasi ulang yang komprehensif dan restrukturisasi keseluruhan di perusahaan ini. Tujuannya adalah meningkatkan efisiensi operasional, mendapatkan stabilitias keuangan yang melibatkan usaha-usaha di restrukturisasi utang termasuk kewajiban penyewaan (leasing liabilities) dari European Export Credit Agency (ECA), peningkatan kesadaran di antara karyawan tentang pentingnya pelayanan bagi para penumpang, dan, yang paling penting, menghidupkan kembali dan merevitalisasi semangat Garuda Indonesia. Kesuksesan program restrukturisasi utang dalam perusahaan ini membuka jalan bagi Garuda Indonesia untuk menawarkan sahamnya ke publik (go public) pada 2011.

2.      Visi dan Misi Perusahaan

Visi Perusahaan

Menjadi perusahaan penerbangan yang handal dengan menawarkan layanan yang berkualitas kepada masyarakat dunia menggunakan keramahan Indonesia.

Misi Perusahaan

Sebagai perusahan penerbangan pembawa bendera bangsa Indonesia yang mempromosikan Indonesia kepada dunia guna menunjang pembangunan ekonomi nasional dengan memberikan pelayanan yang profesional.
3.      Struktur Organisasi

B.     BALANCED SCORECARD
Penerapan balanced scorecard di pada PT. Garuda Indonesia (Persero) Tbk dapat dilihat dari uraian yang penulis kemukakan di makalah ini merupakan balanced scorecard secara keseluruhan baik itu dari perspektif bisnis internal, kepuasan pelanggan, keuangan dan perumbuhan dan pembelajaran.
Garuda Indonesia adalah maskapai penerbangan Indonesia yang berkonsep sebagai full service airline (maskapai dengan pelayanan penuh). Saat ini Garuda Indonesia mengoperasikan 82 armada untuk melayani 33 rute domestik dan 18 rute internasional termasuk Asia (Regional Asia Tenggara, Timur Tengah, China, Jepang dan Korea Selatan), Australia serta Eropa (Belanda).
Sebagai bentuk kepeduliannya akan keselamatan, Garuda Indonesia telah mendapatkan sertifikasi IATA Operational Safety Audit (IOSA). Hal ini membuktikan bahwa maskapai ini telah memenuhi standar internasional di bidang keselamatan dan keamanan.
Untuk meningkatkan pelayanan, Garuda Indonesia telah meluncurkan layanan baru yang disebut "Garuda Indonesia Experience". Layanan baru ini menawarkan konsep yang mencerminkan keramahan asli Indonesia dalam segala aspek. Untuk mendukung layanan ini, semua armada baru dilengkapi dengan interior paling mutakhir, yang dilengkapi LCD TV layar sentuh individual di seluruh kelas eksekutif dan ekonomi. Selain itu, penumpang juga dimanjakan dengan Audio and Video on Demand (AVOD), yaitu sistem hiburan yang menawarkan berbagai pilihan film atau lagu, sesuai pilihan masing-masing penumpang.
Berbagai penghargaan pun telah diterima oleh Garuda Indonesia sebagai bukti dari keunggulannya. Pada tahun 2010, Skytrax menobatkan Garuda Indonesia sebagai “Four Star Airline” dan sebagai “The World's Most Best Improved Airline”. Selanjutnya pada Juli 2012, Garuda Indonesia mendapatkan penghargaan sebagai “World's Best Regional Airline” dan “Maskapai Regional Terbaik di Dunia”.  Sebuah lembaga konsultasi penerbangan bernama Centre for Asia Aviation (CAPA), yang berpusat di Sydney, juga memberikan penghargaan kepada Garuda Indonesia sebagai "Maskapai yang Paling Mengubah Haluan Tahun Ini", pada tahun 2010. Sedangkan Roy Morgan, lembaga peneliti independen di Australia, juga memberikan penghargaan kepada Garuda Indonesia sebagai “The Best International Airline” pada bulan Januari, Februari dan Juli 2012.
Garuda Indonesia memang telah berhasil mengubah haluannya, sehingga terhindar dari kegagalan di masa krisis dan meraih kesuksesan pada era 2006 hingga 2010. Setelah melalui masa-masa sulit, kini Garuda Indonesia melanjutkan kesuksesan dengan menjalankan program 5 tahun ekspansi secara agresif. Program ini dikenal dengan nama ‘Quantum Leap’. Program ini diharapkan akan membawa perusahaan menjadi lebih besar lagi, dengan jaringan yang lebih luas dan diiringi dengan kualitas pelayanan yang semakin baik.
Saat ini Garuda Indonesia memiliki tiga hub di Indonesia. Pertama adalah hub bisnis yang berada di Bandara Soekarno-Hatta, Jakarta. Kedua adalah hub di daerah pariwisata yang berada di Bandara Ngurah Rai, Denpasar, Bali. Kemudian untuk meningkatkan frekuensi penerbangan ke bagian timur Indonesia, Garuda Indonesia juga memiliki hub di Bandara Sultan Hasanuddin, Makassar, Sulawesi Selatan.
Terlepas dari bisnis utamanya sebagai maskapai penerbangan, Garuda Indonesia juga memiliki unit bisnis (Strategic Business Unit/SBU) dan anak perusahaan. Unit bisnis Garuda Indonesia adalah :
1.      Garuda Cargo
2.      Garuda Medical Center.
Sedangkan anak perusahaan Garuda Indonesia adalah :
1.      PT Citilink Indonesia, yaitu maskapai tarif rendah (Low Cost Carrier),
2.      PT Aerowisata (hotel, transportasi darat, agen perjalanan dan katering),
3.      PT Abacus Distribution System Indonesia (penyedia layanan sistem pemesanan tiket),
4.      PT Aero System Indonesia/Asyst (penyedia layanan teknologi informasi untuk industri pariwisawata dan transportasi)
5.      PT Garuda Maintenance Facility (GMF AeroAsia), yaitu perusahaan yang bergerak di bidang perawatan pesawat, perbaikan, dan overhaul.
Jenis pesawat standarisasi yang dipakai  yaitu jenis Boeing B737-800NG dan Bombardier CRJ1000NextGen untuk rute jarak pendek dan regional, Airbus A330-200/300 untuk rute jarak menengah, Boeing B777-300ER untuk rute jarak jauh, dan Airbus A320-200 untuk Citilink
Pada bulan Februari 2011 Garuda Indonesia melakukan penawaran umum saham perdana (initial public offering/IPO) di Bursa Efek Indonesia dan sukses meraih dana sebesar Rp 3,3 triliun. Penambahan modal tersebut telah memperbaiki fundamental keuangan Perusahaan, termasuk kemampuan arus kas untuk aktivitas investasi bagi peremajaan armada Garuda Indonesia. Seiring dengan peningkatan jumlah penumpang dan efisiensi biaya operasional secara keseluruhan, Garuda Indonesia mampu membukukan peningkatan pendapatan usaha dan laba bersih yang signifikan pada tahun 2011.
Berikut ini adalah kinerja PT. Garuda Indonesia (Persero) Tbk di lingkup domestic :
Berikut ini adalah kinerja PT. Garuda Indonesia (Persero) Tbk di lingkup internasional :
Kinerja Keuangan PT. Garuda Indonesia (Persero) Tbk 5 tahun terakhir adalah sebagai berikut :
BAB III
PENUTUP
Untuk mendukung program 5 tahun ekpansi secara agresif yang telah ditetapkan oleh PT. Garuda Indonesia (Persero) Tbk sebagai wujud penerapan balanced scorecard maka strategi yang dapat dilakukan yaitu :
1.      Menumbuhkan volume bisnis untuk mendominasi pasar penerbangan “Full Service Carrier” domestik yang sangat potensial di Indonesia. Transportasi udara adalah transportasi paling efisien untuk negara kepulauan seperti Indonesia dengan sekitar 6.000 pulau yang berpenghuni. Dalam konteks Masterplan Percepatan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi Indonesia (MP3EI) 2011-2025, pembangunan di enam koridor ekonomi di seluruh Indonesia akan semakin meningkatkan kebutuhan sarana transportasi. Kenaikan pendapatan per kapita dan makin besarnya populasi masyarakat kalangan menengah juga akan meningkatkan kebutuhan akan transportasi udara. Sebagai satu-satunya penerbangan Full Service Carrier (FSC) domestik, Garuda Indonesia memiliki posisi yang baik untuk mendominasi pasar FSC dalam negeri khususnya dalam memenuhi kebutuhan penumpang premium untuk penerbangan langsung ke berbagai destinasi di Indonesia
2.      Bersaing untuk merebut pangsa pasar di segmen internasional yang menjanjikan banyak peluang untuk tumbuh. Indonesia merupakan salah satu pusat keuangan di kawasan Asia dan salah satu negara dengan pertumbuhan ekonomi paling dinamis di dunia akhir-akhir ini,yang antara lain telah berdampak pada makin besarnya populasi kelas menengah Indonesia. Indonesia juga dikenal sejak lama akan daya tarik budaya dan alam sebagai salah satu tujuan wisata dunia. Kondisi ini dipercaya akan mendorong jumlah penumpang internasional yang berpergian ke Indonesia, maupun penumpang lokal yang bepergian ke luar negeri, baik untuk bisnis maupun berlibur.
3.      Mengembangkan bisnis Low Cost Carrier melalui Citilink di Indonesia sebagai pelengkap untuk mendorong pertumbuhan perusahaan secara keseluruhan. Pasar penerbangan berbiaya rendah di Indonesia dalam tiga tahun terakhir ini tercatat tumbuh rata-rata 15% per tahun (sumber data: Kementerian Perhubungan). Prospek ke depan di segmen pasar ini juga sangat cerah mengingat semakin banyaknya populasi Indonesia yang mampu bepergian dengan pesawat udara sebagai moda transportasi yang paling efektif untuk tujuannya.
4.      Mengembangkan dan sekaligus menyederhanakan serta meremajakan armada untuk meningkatkan volume bisnis dan mempertahankan daya sain. Garuda Indonesia tengah melakukan program pengembangan armada melalui penambahan pesawat agar dapat lebih maksimal menangkap peluang pertumbuhan di masing-masing segmen pasar yang dilayani, yaitu penerbangan domestik, internasional dan LCC (Citilink).
5.      Mengembangkan brand yang kuat yang didukung oleh kualitas produk dan layanan sebagai diferensiasi untuk memenangkan persaingan. Nuansa keramahtamahan dan keragaman budaya Indonesia yang telah dikenal luas di dunia menjadi modal utama untuk membentuk brand Garuda Indonesia yang kuat dan berbeda dengan pesaing-pesaingnya.
6.      Melakukan upaya-upaya efisiensi biaya tanpa mengorbankan kualitas pelayanan, agar mampu mencapai struktur biaya yang bersaing. Garuda Indonesia tetap berfokus pada upaya-upaya efisiensi biaya, tanpa mengurangi kualitas layanan sebagai sebuah FSC. Hal ini antara lain dapat dicapai melalui pengoperasian pesawat-pesawat baru dengan mesin model mutakhir, peningkatan utilisasi pesawat guna menambah produktivitas aset, serta pemakaian dan pemutakhiran sistem Teknologi Informasi untuk pekerjaan front office dan back office. Melalui upaya-upaya ini, Garuda Indonesia diharapkan dapat memperoleh struktur biaya yang lebih baik dibandingkan pesaing, sehingga mampu bertahan dalam persaingan bisnis dan sekaligus meraih pertumbuhan ke depan
7.      Human (Capital Right Quality & Right Quantity)
a.       Memenuhi kebutuhan akan sumber daya manusia dari sisi jumlah, kualitas dan kualifikasi guna mendukung kinerja saat ini dan pengembangan usaha ke depan.

b.      Keberadaan sumber daya manusia dalam jumlah yang memadai, kualitas yang tepat dan kualifikasi yang diperlukan sesuai dengan kebutuhan bisnis merupakan modal utama Garuda Indonesia dalam meningkatkan kinerja dan mendorong pertumbuhan lebih tinggi ke depan. Penambahan kru pesawat dan kru pendukung lainnyaharus  terus diupayakan untuk mengimbangi perluasan armada. Pemenuhan standar kualifikasi karyawan diupayakan antar lain melalui program pendidikan manajemen dan kepemimpinan bekerja sama dengan General Electric. Sementara kualitas karyawan dikembangkan melalui sosialisasi dan internalisasi budaya kerja Fly

Makalah Strategi Pembangunan Ekonomi Indonesia

0 comments
T U G A S

STRATEGI PEMBANGUNAN EKONOMI INDONESIA
 














Disusun oleh :
Nur Sri Wahyuni
Nomor Pokok Mahasiswa : 2010. 241. 00. 0211

Dibuat Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah :
EKONOMI POLITIK

PROGRAM STUDI MANAJEMEN EKONOMI PUBLIK

SEKOLAH TINGGI ILMU ADMINISTRASI
LEMBAGA ADMINISTRASI NEGARA
MAKASSAR
2013



A. STRATEGI PEMBANGUNAN MASA LALU
Dalam sejarah perkembangannya, perencanaan pembangunan ekonomi Indonesia dibagi dalam beberapa periode, yakni :
- Periode Orde Baru, dibagi dalam :
• Periode 1945 – 1950 
• Periode 1951 – 1955
• Periode 1956 – 1960
• Periode 1961 – 1966 
- Periode Setelah Orde Baru dibagi dalam :
• Periode 1966 s/d periode stabilisasi dan rehabilitasi
• Periode Repelita I : 1969/70 – 1973/74
• Periode Repelita II : 1974/75 – 1978/79
• Periode Repelita III : 1979/80 – 1983/84
• Periode Repelita IV : 1984/85 – 1988/89
• Periode Repelita V : 1989/90 – 1993/94
Strategi pembangunan adalah suatu tindakan pemilihan atas faktor-faktor yang di jadikan faktor utama (penentu) pada jalannya proses pertumbuhan.
         Strategi pembangunan di Indonesia tidak mengenal perbedaan strategi yang ekstrem. Sebagai contoh selain strategi pemerataan pembangunan, Indonesia tidak mengesampingkan strategi pertumbuhan dan strategi yang berwawasan ruang (terbukti dengan dibaginya wilayah Indonesia dengan berbagai wilayah pembangunan I, II, III dan seterusnya). Periode ini kemudian disusul dengan periode Repelita dan dalam setiap Repelita, khususnya sejak Repelita II, strategi pembangunan ekonomi yang diberlakukan di Indonesia adalah strategi yang mengacu pada pertumbuhan yang sekaligus berorientasi pada keadilan (pemerataan), menghapus kemiskinan, dan juga keadilan (pemerataan) antar daerah. Pembagian wilayah pembangunan ini tidak didasarkan pada pembagian secara adminstratif politis yang ada.
ü  REPELITA I = meletakkan titik berat pada sektor pertanian  dan industri yang mendukung sektor pertanian meletakkan landasan yang kuat bagi tahap selanjutnya
ü  REPELITA II = meletakkan titik berat pada sektor pertanian dengan meningkatkan industri yang mengolah bahan mentah menjadi bahan baku meletakkan landasan yang kuat bagi tahap selanjutnya.
ü  REPELITA III = meletakkan titik berat pada sektor pertanian menuju swasembada pangan dan meningkatkan industri yang mengolah bahan baku menjadi barang jadi meletakkan landasan yang kuat bagi tahap selanjutnya.
ü  REPELITA IV = meletakkan titik berat pada sektor pertanian untuk melanjutkan usaha-usaha menuju swasembada pangan dengan meningkatkan industri yang dapat menghasilkan mesin-mesin industri sendiri,baik industri ringan yang akan terus dikembangkan dalam Repelita-Repelita selanjutnya dan meletakkan landasan yang kuat bagi tahap selanjutnya.



B. STRATEGI PEMBANGUNAN EKONOMI INDOENSIA MASA KINI DAN AKAN DATANG
Setiap negara tentunya memiliki strategi masing-masing untuk meningkatkan pembangunan ekonomi di setiap periode tahunnya. Begitupun Indonesia, setiap kali mengalami pergantian pemerintah maka strategi yang diterapkan pun akan berubah-ubah sesuai dengan target dan kebijakan pemerintah yang memiliki wewenang pada saat itu.
            Dimulai dari era Orde Lama sampai kini Orde Indonesia Bersatu Jilid II, Indonesia telah banyak mengalami perubahan kebijakan dalam hal pembangunan ekonomi seperti Repelita I-VI dan strategi lainnya. Pada era saat ini dimana Bapak Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) menjabat sebagai Presiden Indonesia dan Bapak Boediono sebagai wakil presiden, pemerintah bersama dunia usaha, kepala daerah dan sejumlah pemangku kepentingan tengah membahas draf rencana MP3EI (Master Plan Percepatan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi Indonesia) untuk mengkonkretkan agenda pembangunan nasional melalui keterlibatan BUMN dan investor swasta.
            Master plan MP3EI (Master Plan Percepatan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi Indonesia) lebih berkaitan dengan investasi, bisnis, dan pembangunan ekonomi. Perekonomian middle level investasi tanpa itu ekonomi tidak akan terangkat, dengan investasi besar-besaran di seluruh Indonesia, UMKM (Usaha Menengah, Kecil Menengah) juga turut bergerak.
            Aspek perdagangan dan wisata tidak mungkin terpisahkan karena kedua bidang ini saling terkait satu sama lain. UMKM juga akan terus digalakkan dengan melaksanakan sejumlah program untuk membantu masyarakat meningkatkan kesejahteraan serta menjadi kontrol strategi dan kebijakan ekonomi Indonesia.
P3EI memiliki bobot yang tinggi dengan melakukan benchmark terhadap rencana induk yang dimiliki oleh sejumlah negara sahabat yang sudah terbukti sukses dalam menjabarkan rencana induknya seperti Tiongkok, Korea Selatan, dan India.
Berkaitan dengan strategi pembangunan, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) menegaskan bahwa Indonesia masih menganut strategi pembangunan empat jalur yaitu:
1.         pro pertumbuhan jelas
2.         pro lapangan kerja
3.         pro kemiskinan
4.         pro lingkungan
Jika ekonomi tidak tumbuh, maka kesejahteraan dan perekonomian tidak akan meningkat. Pertumbuhan ekonomi Indonesia kini telah mencapai 6-7%, namun sebaiknya pertumbuhan ini tidak hanya terpusat di kota besar seperti Jawa, tetapi merata di seluruh wilayah Indonesia.
            SBY menargetkan untuk menjaga tiga pilar ekonomi yaitu:
1.         ekonomi untuk kesejahteraan
2.         demokrasi makin hidup tapi bermartabat
3.         keadilan yang menyeluruh. Justice for all, keadilan ekonomi dan sosial bagi seluruh rakyat 
Dengan rencana MP3EI yang kini sedang dibahas, penerapan empat jalur strategi pembangunan Indonesia, serta kekonsistenan dalam menjaga tiga pilar ekonomi, diharapkan Indonesia dapat meningkatkan pembangunan ekonomi di masa yang akan datang khususnya pada periode 2011-2025.

C. MASTER PLAN PERCEPATAN DAN PERLUASAN PEMBANGUNAN EKONOMI INDONESIA (MP3EI)
Pembangunan koridor ekonomi di Indonesia dilakukan berdasarkan potensi dan keunggulan masing-masing wilayah yang tersebar di seluruh Indonesia. Sebagai negara yang terdiri atas ribuan pulau dan terletak di antara dua benua dan dua samudera, wilayah kepulauan Indonesia memiliki sebuah konstelasi yang unik, dan tiap kepulauan besarnya memiliki peran strategis masing-masing yang ke depannya akan menjadi pilar utama untuk mencapai visi Indonesia tahun 2025. Dengan memperhitungkan berbagai potensi dan peran strategis masing-masing pulau besar (sesuai dengan letak dan kedudukan geografis masing-masing pulau), telah ditetapkan 6 (enam) koridor ekonomi.
Tema pembangunan masing-masing koridor ekonomi dalam percepatan dan perluasan pembangunan ekonomi adalah sebagai berikut:
1.      Koridor Ekonomi Sumatera memiliki tema pembangunan sebagai “Sentra Produksi dan Pengolahan Hasil Bumi dan Lumbung Energi Nasional”;
2.      Koridor Ekonomi Jawa memiliki tema pembangunan sebagai “Pendorong Industri dan Jasa Nasional”;
3.      Koridor Ekonomi Kalimantan memiliki tema pembangunan sebagai “Pusat Produksi dan Pengolahan Hasil Tambang & Lumbung Energi Nasional”;
4.      Koridor Ekonomi Sulawesi memiliki tema pembangunan sebagai ‘’ Pusat Produksi dan Pengolahan Hasil Pertanian, Perkebunan, Perikanan, Migas dan Pertambangan Nasional
5.      Koridor Ekonomi Bali – Nusa Tenggara memiliki tema pembangunan sebagai ‘’Pintu Gerbang Pariwisata dan Pendukung Pangan Nasional’’;
6.      Koridor Ekonomi Papua – Kepulauan Maluku memiliki tema pembangunan sebagai “Pusat Pengembangan Pangan, Perikanan, Energi, dan Pertambangan Nasional”.
Tujuan awal dilakukannya MP3EI adalah mencapai aspirasi Indonesia 2025, yaitu menjadi negara maju dan sejahtera dengan PDB sekitar USD 4,3 Triliun dan menjadi negara dengan PDB terbesar ke-9 di dunia. Untuk mewujudkan hal tersebut, sekitar 82% atau USD 3,5 Triliun akan ditargetkan sebagai kontribusi PDB dari koridor ekonomi sebagai bagian dari transformasi ekonomi.
Dengan diterapkannya koridor ekonomi yang tertuang di dalam MP3EI ini, secara keseluruhan, PDB Indonesia akan bertumbuh lebih cepat dan lebih luas, baik untuk daerah di dalam koridor, maupun untuk di daerah di luar koridor. Pertumbuhan tahunan PDB nasional dengan penerapan MP3EI akan menjadi sekitar 12,7% secara nasional, dengan pertumbuhan wilayah di dalam koridor sebesar 12,9%. Sedangkan pertumbuhan di luar koridor juga akan mengalami peningkatan sebesar 12,1% sebagai hasil dari adanya spillover effect pengembangan kawasan koridor ekonomi.
Pertumbuhan tahunan di Koridor Ekonomi Jawa disesuaikan dengan RPJMN agar tercapai pengurangan dominasi Pulau Jawa dibandingkan dengan pulau-pulau lain pada Tahun 2025. Selain itu, diharapkan juga terjadi kenaikan pertumbuhan ekonomi secara merata untuk koridor-koridor ekonomi di luar Jawa.
Pengembangan MP3EI berfokus pada 8 program utama, yaitu: pertanian, pertambangan, energi, industri, kelautan, pariwisata, telematika, dan pengembangan kawasan strategis. Kedelapan program utama tersebut terdiri dari 22 kegiatan ekonomi utama yang disesuaikan dengan potensi dan nilai strategisnya masing-masing di koridor yang bersangkutan.
            Pengembangan kegiatan ekonomi utama Koridor Ekonomi membutuhkan dukungan dari sisi energi. Dengan adanya Masterplan P3EI ini, penambahan kebutuhan energi listrik di Indonesia hingga tahun 2025 diproyeksikan mencapai sekitar 90.000 MW (dalam kondisi beban puncak). Dari jumlah tersebut, sebagian besar kebutuhan energi akan digunakan untuk mendukung pembangunan dan pengembangan kegiatan-kegiatan ekonomi utama di dalam koridor.

Untuk mendukung pengembangan kegiatan ekonomi utama, telah diindikasikan investasi yang pelaksanaannya dimulai dalam waktu 2011 - 2014 di keenam koridor ekonomi tersebut dengan nilai sekitar IDR 4.000 Triliun. Dari jumlah tersebut, Pemerintah akan berkontribusi sekitar 10% dalam bentuk pembangunan infrastruktur dasar, seperti: jalan, pelabuhan laut, pelabuhan udara, serta rel kereta dan pembangkit tenaga listrik, sedangkan sisanya diupayakan akan dipenuhi dari swasta maupun BUMN dan campuran.

Makalah Kerjasama Ekonomi Internasional Indonesia dengan Denmark

0 comments
BAB I
PENDAHULUAN
Perdagangan internasional merupakan salah satu bagian dari kegiatan bisnis yang akhir-akhir ini mengalami kemajuan yang sangat pesat. Hal ini terlihat dari semakin berkembangnya arus peredaran barang, jasa, modal dan tenaga kerja antar negara. Kegiatan ini dapat terjadi melalui hubungan ekspor impor, investasi, perdagangan jasa, lisensi dan waralaba (license and franchise), hak atas kekayaan intelektual dan alih teknologi, yang pada akhirnya memberikan pengaruh terhadap kegiatan ekonomi lainnya, seperti perbankan, asuransi, perpajakan dan sebagainya. Indonesia sendiri terlibat didalamnya.
Keikutsertaan Indonesia dalam perdagangan bebas mendorong produk industri dalam negeri untuk mampu bersaing dengan produk impor, baik di dalam negeri sendiri maupun di pasar ekspor. Hal ini merupakan problem besar bagi Indonesia karena kemampuan produk Indonesia dari segi kualitas maupun kuantitas masih lemah. Salah satu permasalahan yang dialami oleh Indonesia dalam menghadapi perdagangan bebas adalah sulitnya membendung terjadinya lonjakan produk impor.
Mashab-mashab teori perdangangan internasional akan menjadi rujukan dalam membahas mengenai kerjasama internasional antara Indonesia dan Denmark dalam makalah ini.

BAB II
PEMBAHASAN
A.     Mashab Liberalisme Perdagangan Internasional
Pada akhir abad ke-19, sistem perdagangan internasional didasari atas sistem perekonomian merkantilisme. Tujuan ekonomi kaum merkantilis adalah dengan memakmurkan negara dengan memasukkan sebanyak mungkin pendapatan ke dalam kas Negara. Aktor utama dalam sistem perekonomian menurut kaum merkantilis adalah negara di mana merkantilisme sangat populer bagi pemerintah yang sedang melakukan pembinaan kekuatan negara, karena tujuannya yang lebih fokus pada pencapaian kepentingan nasional negara secara maksimal. Namun sistem perdagangan ini hancur seiring dengan pecahnya Perang Dunia I yang berdampak negara-negara menjadi proteksionis terhadap komoditas atau barang-barang dari luar serta tidak stabilnya sistem mata uang selama perang terjadi. Dilatarbelakangi oleh semangat liberalisme, ide tersebut didukung oleh Amerika Serikat dan Inggris, yang bertujuan untuk meningkatkan transaksi ekonomi yang berdasarkan atas kondisi akses yang sama terhadap pasar. Dan semangat liberalisme tersebut mendorong diselenggarakannya konferensi di Bretton Woods pada tahun 1944. Konferensi ini merupakan produk kerjasama antara Amerika Serikat dan Inggris yang memiliki beberapa fitur kunci yang melahirkan tiga institusi keuangan dunia yaitu Dana Moneter Internasional, Bank Dunia, dan Organisasi Perdagangan Dunia . Sistem Bretton Woods dibentuk dalam rangka menyelesaikan pertarungan yang terjadi antara otonomi yang dimiliki oleh domestik dan stabilitas internasional, namun dasar yang terdapat dalam sistem-otonomi kebijakan nasional, nilai tukar tetap, dan kemampuan untuk mengubah mata uang-satu sama lain saling bertolak belakang
TEORI LIBERALISME
            Paham liberalisme merupakan salah satu dari berbagai teori yang ada di studi hubungan internasional. Paham ini sangat bertolak belakang dengan teori realisme yang sudah menjadi pembahasan sebelumnya. Jika realisme menganggap manusia sebagai makhluk yang jahat karena keegoisannya terhadap kekuasaan, maka liberalisme sebaliknya mengambil pandangan positif terhadap sifat manusia. Kaum liberal memiliki keyakinan besar terhadap akal pikiran manusia dan mereka yakin bahwa prinsip - prinsip rasional dapat dipakai pada masalah - masalah internasional (Jackson dan Sorensen 2009, 141). Setiap manusia diyakini akan mementingkan dirinya sendiri dalam segala hal dan paham ini sadar akan sifat manusia seperti itu, namun mereka yakin bahwa dengan manusia menahan diri akan keegoisannya dan melakukan perundingan, kerjasama, semua masalah akan terselesaikan dengan hasil yang merata dan mendapatkan manfaat besar bagi setiap orang. Menurut Dugis (2013) memandang sebuah negara sebagai sifat manusia, sehingga suatu negara harus menahan diri kemudian memungkinkan untuk terlibat dalam perundingan serta kerjasama.
            Menurut kaum realis perang tidak akan terhindarkan sekalipun ingin menciptakan perdamaian dunia harus melalui perang, beda halnya dengan liberalis yang menganggap perang akan terhindarkan ketika manusia menggunakan akal pikiran dan rasionalitasnya dalam memecahkan masalah doomestik maupun internasional. Asumsi dasar yang dimiliki dari paham liberalisme yaitu keyakinan terhadap kemajuan. Proses modernisasi merupakan revolusi intelektual kaum liberal dan hal ini adalah keyakinan kaum liberal akan kemajuan setiap individu. Karena, perhatian dasar liberalisme merupakan kesenangan individu itu sendiri. Dengan adanya modernisasi mampu memperluas jangkauan kerjasama lintas batas internasional. Paham liberalisme secara garis besar dibagi menjadi empat aliran utama yang memberikan kontribusinya pada aspek – aspek penting dalam hubungan internasional
LIBERALISME SOSIOLOGIS
             Kaum liberal sosiologis memiliki pemikiran bahwa hubungan antar manusia lebih kooperatif daripada hubungan antar pemerintah nasional. Sehingga perdamaian lebih mudah terwujud. Karena kaum ini berpikir hubungan antar manusia lebih baik maka adanya hubungan transnasional. Menurut argumen Jackson dan Sorensen (2009), hubungan transnasional yaitu hubungan antar masyarakat, kelompok – kelompok, dan organisasi – organisasi yang berasal dari negara yang berbeda. Sehingga dengan kata lain, semakin kecil kapasitas keterlibatan antar pemerintah sehingga semakin banyak hubungan antar bangsa yang dapat terwujud. Menurut pandangan Rosenau (1992) seperti yang dikutip oleh Jackson dan Sorensen (2009), adanya peran individu dalam politik global sangatlah penting. Dapat dijadikan garis besar bahwa penstudi Hubungan Internasional tidak hanya mempelajari hubungan antar pemerintah nasional saja tetapi hubungan antar individu serta kelompok juga turut menjadi kajian penstudi Hubungan Internasional. Hubungan kesalingketergantungan antara masyarakat menjadi satu oleh adanya kooperatif dibanding dengan hubungan antar negara.

LIBERALISME INTERDEPEDENSI
             Terdapat hubungan antara tingkat interdependensi dengan hubungan transnasional sehingga mencermikan adanya proses modernisasi. Sejarah sering mengatakan bahwa dengan menggunakan kekuatan militer serta peluasan wilayah dijadikan alat untuk mendapatkan kekuasaan. Namun setelah berakhirnya perang, kekuatan militer tidaklah lagi dijadikan alat mencari kekuasaan. Sebagai contoh negara Jepang dan Jerman berhasil memenangkan perang karena mereka merupakan negara dagang sehingga ekonomi dijadikan prioritas sebagai alat kekuasaan. Dua negara tersebut, memilih untuk berdagang dengan pembagian tenaga kerja internasional yang terus menerus meningkatkan interdependensi.
            Pada dasarnya, kaum liberal ini berpendapat bahwa pembagian tenaga kerja yang tinggi dalam perekonomian internasional meningkatkan interdpendensi antar negara, dan hal itu menekan dan mengurangi konflik kekerasan antar negara (Jackson dan Sorensen 2009, 148). Penggunaan kekuatan militer selalu dijadikan pilihan dalam konflik pemimpin besar. Keamanan yang dianggap sebagai politik tingkat tinggi dijadikan prioritas daripada ekonomi ataupun masalah sosial yang dianggap sebagai politik tingkat rendah yang dapat disebut sebagai interdependensi sederhana. Oleh karena itu dengan mengikuti perkembangan jaman interdepensi kompleks sangat menentukan. Kekuatan militer merupakan alat yang sudah tidak bermanfaat dalam kasus interdependensi kompleks.

LIBERALISME INSTITUSIONAL
            Kaum liberalis mendefinisikan institusi internasional itu sendiri sebagai suatu organisasi internasional, seperti NATO atau Uni Eropa; atau merupakan seperengkat aturan yang mengatur tindakan negara dalam bidang tertentu, seperti penerbangan atau pengapalan (Jackson dan Sorensen 2009, 154). Mereka menganalogikan institusi dalam perwujudan ‘hutan’ menjadi ‘kebun binatang’.
            Kaum liberalisme ini menyatakan bahwa dengan adanya institusi internasional dapat memajukan kerjasama antar negara. Seperti yang dikatakan Dugis (2013), institusi internasional dibuat dalam rangka tujuan menampung kepentingan-kepentingan setiap negara. Institusi dibuat karena adanya keraguan dan ketidakpercayaan disetiap negara. Sehingga, institusi tersebut demikian  membantu mengurangi rasa takut negara anggota satu sama lain. Tidak hanya bertujuan  mengurangi rasa takut diantara negara, institusi ini menyediakan rasa kesinambungan serta perasaan stabilitas bangi setiap negara anggota. Dengan adanya kesinambungan serta kestabilan tersebut dapat memajukan kerjasama dan mendapatkan keuntungan timbal balik.
LIBERALISME REPUBLIKAN
            Republikan berarti negara – negara yang demokrasi dan kaum liberalis ini meyakini bahwa negara demokrasi lebih bersifat damai karena mayoritas mereka sangat tunduk terhadap hukum. Bukan berarti negara demokrasi tidak pernah melakukan peperangan, sehingga untuk memperjelas bahwa negara demokrasi tidak akan melakukan intervensi atau mencari konflik terhadap negara demokrasi lainnya. Hal tersebut berdasar pada, pertama negara – negara demokrasi selalu menyelesaikan konflik politik dengan mengedepankan penyelesaian secara damai, karena pemerintahan negara demokratis berada pada kendali masyarakatnya sehingga tidak menyarankan untuk melakukan peperangan. Kedua,bahwa setiap negara demokrasi memegang nilai – nilai moral bersama.
            Alasan negara – negara demokrasi tidak berperang dengan negara demokrasi lainnya dikarenakan budaya demokratisnya dalam menyelesaikan konflik secara damai, nilai moral bersamanya, dan hubungan kerjasama ekonomi dan interdependensi yang saling menguntungkan (Jackson dan Sorensen 2009, 164). Karena alasan tersebutlah dapat dijadikan pondasi kuat demi terciptanya perdamaian. Kaum liberal republikan pada dasarnya sangat optimis bahwa perdamaian dan kerjasama dalam hubungan internasional akan terwujud berdasarkan kemajuan dunia yang lebih demokratis.
            Dapat dijadikan kesimpulan bahwa studi hubungan internasional memiliki berbagai teori yang salah satunya teori liberalisme. Teori ini memprioritaskan sifat dasar manusia yang memiliki tingkat intelegensi yang tinggi serta akal pikirannya dalam mewujudkan perdamaian dunia begitu juga dengan negara. Mereka mengedepankan akan kesenangan atau kebahagiaan setiap individu. Karena itu, negara berperan untuk menjamin kebebasan individu dan menggapai kebahagiaan individu tanpa campur tangan dari orang lain. Selain itu, liberalisme diturunkan menjadi empat aliran utama yaitu, liberaisme sosiologis, liberalisme interdependensi, liberalisme institusional, dan liberalisme republikan.

B.     Kerjasama Ekonomi Internasional Indonesia dengan Denmark
Kerajaan Denmark (bahasa Denmark: Kongeriget Danmark) adalah negara Nordik yang paling kecil dan paling selatan. Denmark terletak di sebelah barat daya dari Swedia dan selatan dari Norwegia. Negara ini terletak di Skandinavia, Eropa Utara sehingga termasuk Uni Eropa namun tidak berada di Semenanjung Skandinavia.
Denmark berbatasan dengan Laut Baltik dan Laut Utara. Wilayahnya meliputi sebuah semenanjung di Jerman utara bernama Jylland (Jutlandia), Kepulauan Fyn (Funen), Sjælland (Zealand), Vendsyssel-Thy, Lolland, Falster, Bornholm dan ratusan pulau kecil, yang sering disebut kepulauan Denmark. Denmark pernah lama menguasai Laut Baltik. Sebelum penggalian Terusan Kiel, jalan air menuju Laut Baltik hanya dapat dilewati melalui tiga Selat Denmark. Satu-satunya batas darat Denmark adalah dengan Jerman, sedangkan tetangganya yang dibatasi oleh laut adalah Swedia di timur laut dan Norwegia di utara.
Negara ini menganut monarki konstitusional dan sistem pemerintahan parlementer. Denmark memiliki satu pemerintah pusat dan 98 munisipalitas sebagai pemerintah daerah. Denmark telah menjadi anggota Uni Eropa sejak 1973, tapi sampai sekarang masih belum bergabung dalam Eurozone. Denmark adalah salah satu pendiri NATO dan OECD. Denmark juga merupakan anggota dari OSCE.
Denmark, yang menganut konsep ekonomi kapitalis pasar campuran sekaligus kesejahteraan sosial, adalah negara yang mempunyai pendapatan tertinggi di dunia. Berdasarkan majalah Forbes, Denmark adalah negara yang memiliki iklim bisnis terbaik[4]. Dari tahun 2006 sampai 2008, survey mengatakan bahwa Denmark adalah "tempat yang paling menyenangkan di dunia", dipandang dari standar kesehatan, kesejahteraan, dan pendidikan. Survey Global Peace Index tahun 2009 mengatakan bahwa Denmark menduduki posisi negara paling damai kedua di dunia, setelah Selandia Baru.  Pada tahun 2009, Denmark adalah salah satu dari negara yang paling tidak korup di dunia berdasarkan Indeks Persepsi Korupsi, posisi kedua setelah Selandia Baru.
Bahasa resminya, Bahasa Denmark, serumpun dengan Bahasa Swedia dan Bahasa Norwegia, karena bahasa-bahasa itu memiliki ikatan sejarah dan budaya yang kuat. 82% dari penduduk Denmark dan 90.3% suku Denmark adalah pengikut gereja Lutheran. Pada tahun 2010, 548.000 orang (9.9% populasi Denmark) adalah imigran ataupun keturunannya. Mayoritasnya (54%) berasal dari Skandinavia atau belahan Eropa lain, sisanya berasal dari negara-negara di Asia dan Afrika.
Greenland dan Kepulauan Faroe adalah wilayah kerajaan Denmark dengan kekuasaan politiknya sendiri.
Wilayah
Sejak tanggal 1 Januari 2007, berdasarkan 2007 Danish Municipal Reform, Denmark merevisi pembagian wilayah administrasinya menjadi 5 region menggantikan sistem 13 amt dan menggabungkan beberapa munisipalitas kecil menjadi beberapa munisipalitas yang lebih besar sehingga jumlah 270 menyusut menjadi hanya 98 munisipalitas.
Nama region
Ibukota administrasi
Kota terbesar
Populasi
(1 Januari 2008)
Luas (km²)
Kepadatan penduduk
(per
km²)
Amt (1970-2006)
1.645.825
2.561
642,6
1.237.041
13.142
94,2
Ringkjøbing, hampir seluruh Århus, bagian selatan Viborg dan bagian utara Vejle
578.839
7.927
73,2
Jutlandia Utara, bagian utara Viborg dan sebagian kecil Århus
819.427
7.273
112,7
1.194.659
12.191
97,99
Funen, Ribe, Jutlandia Selatan dan separo selatan dari Vejle
Total
5.475.791
43.094
127,0
Politik
Denmark ialah monarki tertua di benua Eropa. Pada 1849, menjadi monarki konstitusional dengan pengadopsian konstitusi baru. Penguasanya secara resmi merupakan kepala negara, peran yang bersifat seremonial, sejak kekuasaan eksekutif, yang dilaksanakan oleh raja atau ratu, dilaksanakan melalui kabinet menteri, dengan PM yang memberlakukan prinsip primus inter pares). Kekuasaan legislatif diberikan kepada monarki dan parlemen Denmark, dikenal sebagai Folketing, yang terdiri atas (tak lebih dari) 179 anggota. Kekuasaan yudisial ada di tangan pengadilan.
Pemilu parlemen harus diadakan setidaknya tiap 4 tahun; namun PM bisa mengadakan untuk Pemilu lebih awal. Jika Parlemen melakukan mosi tidak percaya terhadap PM sehingga pemerintahan terhenti. Negeri ini sering dipegang pemerintah minoritas.
Denmark mempraktekkan hak pilih universal dalam seluruh masalah, wanita dianggap sama dengan lelaki menurut hukum Denmark (namun mereka tak dikenakan wajib militer, walau begitu mereka bisa mengikuti secara sukarela).
Hukuman mati dihapus di Denmark pada 1930. Diberlakukan secara singkat setelah Perang Dunia II, oleh masyarakat luas. 46 orang dihukum mati atas kejahatan perang, setelah hukuman mati tak diberlakukan selama beberapa tahun. Pada 1978 akhirnya dihapuskan lagi. Ilegal buat hukum Denmark untuk mengekstradisi warganegaranya ke negeri di mana mereka akan menghadapi hukuman mati.
Geografi
Perbatasan Denmark dengan Jerman adalah sepanjang 68 km dan dikelilingi 7.314 km garis pantai. Luasnya 43.094 km2. Sejak tahun 2000 Denmark telah terhubung dengan Jembatan Øresund ke Swedia selatan.
Titik paling utara Denmark adalah Skagen (pantai utara Skaw) di 57° 45' 7" lintang utara, paling selatan adalah Gedser (ujung selatan Falster) 54° 33' 35" lintang utara, paling barat adalah Blåvandshuk di 8° 4' 22" bujur timur, dan paling timur adalah Østerskær di 15° 11' 55" bujur timur, yaitu di kepulauan Ertholmene 18 km di timur laut Bornholm. Selisih jarak titik barat ke timur adalah 452 km, dari utara ke selatan adalah 368 km.
Denmark terdiri atas semenanjung Jutlandia (Jylland) dan 443 pulau bernama (total 1.419 pulau yang luasnya di atas 100 m²)[21]. Dari keseluruhan, 367 dihuni[22], dengan pulau terbesarnya adalah Sjælland (Zealand) dan Funen (Fyn). Pulau Bornholm terletak di sebelah timur, di Laut Baltik. Banyak pulau-pulau besar ini terhubung dengan jembatan: Jembatan Øresund menghubungkan Sjaelland dengan Swedia, Jembatan Sabuk Besar menghubungkan Funen dengan Sjælland, dan Jembatan Sabuk Kecil menghubungkan Jutlandia dengan Funen. Kapal feri atau penerbangan kecil (penerbangan dengan berat maksimal 12.500 pound) menghubungkannya ke pulau-pulau yang lebih kecil. Kota besar di Denmark adalah København di Sjælland, Århus, Aalborg dan Esbjerg di Jutlandia; dan Odense di Funen.
Negara ini datar dengan sedikit elevasi, dengan tinggi rata-rata 31 m di atas permukaan laut. Titik alam tertingginya adalah Møllehøj, berketinggian 170,86 m. Bukit lain di barat daya Århus adalah Yding Skovhøj pada ketinggian 170.77 m dan Ejer Bavnehøj 170.35 m.[23] Areal dalam lautnya adalah: Denmark timur (210 km2); Denmark barat (490 km2).
Garis pantai Denmark adalah 7.314 km. Tidak ada tempat di Denmark yang jaraknya ke pantai lebih dari 52 km. Luas Denmark tidak bisa dihitung karena seringnya erosi laut dan penambahan material pantai dan karena proyek reklamasi tanah oleh manusia untuk mengurangi erosi. Di pantai selatan Jutlandia, pasangnya adalah antara 1 dan 2 m, dan garis pasang bergerak keluar dan masuk sepanjang 10 km.
Secara [fitogeografi|fitogeografis], Denmark (termasuk Tanah Hijau dan Kepulauan Faroe) termasuk Kingdom Boreal dan berbagi dengan Artik, Eropa Atlantik, dan provinsi-provinsi Eropa Tengah di wilayah Circumboreal. Berdasar WWF, wilayah Denmark bisa dibagi dua ekoregional: hutan campuran Atlantik dan hutan campuran Baltik. Kepulauan Faroe meliputi padang rumput boreal Kepulauan Faroe, sementara Tanah Hijau memiliki ekoregional tundra artik tinggi Kalaallit Nunaat dan tundra artik rendah Kalaallit Nunaat.
Iklim
Iklimnya sedang. Musim salju tidak terlalu dingin dengan suhu rata-rata di bulan Januari dan Februari 0 °C dan musim panas yang dingin dengan suhu rata-rata di bulan Agustus 15.7 °C[24]. Rata-rata Denmark memiliki 121 hari berpresipitasi per tahun, rata-rata menerima 712 mm per tahun, musim gugur adalah musim paling basah dan musim semi adalah musim paling kering.
Karena Denmark ada di belahan utara, panjangnya siang dan malam bervariasi. Pada musim dingin matahari terbit pukul 09.00 dan terbenam pukul 16.00, sedangkan pada musim panas matahari terbit pukul 02.15 dan terbenam pukul 22.00. Hari terpendek diperingati sekitar Natal (bahasa Denmark: jul) biasanya malam Natal. Kata jól (kata benda jamak) menunjukkan bahwa masyarakat pra-Kristen merayakan hari terpendek dengan banyak perayaan. Upaya gereja Katolik untuk mengganti namanya menjadi kristmesse tidak berhasil. Perayaan hari terpanjang adalah sankthansaften (senja Santo Yohanes)
Profil Singkat Negara Denmar yaitu :
Globalisasi: 87.37
Produk domestik bruto: 181600 (PPP)
per kapita: 33,400 USD
World 9,300
Mata uang DKr (ISO= DKK)
Penduduk: 5,450,661
Pengangguran: 5.50%
Luas Wilaayah = 43,094.00 Km2
Hubungan Perdagangan Denmark dan Indonesia dapat dilihat dari tabel Ekspor-Impor berikut ini :
Tahun
EKSPOR
IMPOR
Ket
Nil/Val (US $)
Nil/Val (US $)
2008
 $        107,244,069
 $    102,588,795
Surplus
2009
 $        126,035,148
 $    116,550,523
Surplus
2010
 $        182,583,648
 $    168,386,718
Surplus
2011
 $        179,025,871
 $    176,244,130
Surplus
2012
 $        208,310,478
 $    173,488,072
Surplus
2013
 $          18,559,109
 $      27,732,008
Defisit
                                                            Sumber : www.bps.go.id
Ket : Data 2013 baru sampai bulan Maret 2013



C.     Relevansi Mashab Liberalisme dengan Kerjasama Ekonomi Internasional Indonesia dengan Denmark

Menurut saya kerjasama perdagangan internasional antara Indonesia dan Denmark di latarbelakangi oleh mashab liberalisme. Karena kerjasama ekspor dan impor serta kerjasama lainnya didasari karena saling membutuhkan satu sama lain dan terciptanya keamanan dan ketentraman kedua Negara selama melakukan hubungan kerjama internasional tersebut.
            Kaum liberalis mendefinisikan institusi internasional itu sendiri sebagai suatu  organisasi internasional, seperti NATO atau Uni Eropa . Denmark adalah salah satu pendiri NATO dan OECD Denmark juga merupakan anggota dari OSCE. Oleh karena itu system perdagangan internasional Denmark mengikuti paham liberalis yang memanusiakan manusia. Kaum liberalis juga memiliki pemahaman yang kuat tentang demokrasi dan Indonesia merupakan salah satu Negara demokrasi yang besar di dunia. Oleh karena itu system perdagangan internasional kedua Negara ini menganut mashab liberalism.





BAB III
PENUTUP
Kerjasama ekonomi internasional antara Indonesia dan Denmark itu berkiblat kepada mashab liberalisme.  Jika melihat neraca perdagangan kedua Negara, Indonesia menunjukkan nilai positif karena surplus sejak tahun 2008. Walaupun angka surplus nya tidak terlalu besar tetapi hal ini cukup membanggakan karena biasanya Indonesia selalu defisit neraca perdagangan dengan negara-negara Eropa.


















DAFTAR PUSTAKA
The EU in the world 2013 A statistical portrait

www.kemenperin.go.id