Sabtu, 30 Agustus 2014

Makalah Kerjasama Ekonomi Internasional Indonesia dengan Denmark

BAB I
PENDAHULUAN
Perdagangan internasional merupakan salah satu bagian dari kegiatan bisnis yang akhir-akhir ini mengalami kemajuan yang sangat pesat. Hal ini terlihat dari semakin berkembangnya arus peredaran barang, jasa, modal dan tenaga kerja antar negara. Kegiatan ini dapat terjadi melalui hubungan ekspor impor, investasi, perdagangan jasa, lisensi dan waralaba (license and franchise), hak atas kekayaan intelektual dan alih teknologi, yang pada akhirnya memberikan pengaruh terhadap kegiatan ekonomi lainnya, seperti perbankan, asuransi, perpajakan dan sebagainya. Indonesia sendiri terlibat didalamnya.
Keikutsertaan Indonesia dalam perdagangan bebas mendorong produk industri dalam negeri untuk mampu bersaing dengan produk impor, baik di dalam negeri sendiri maupun di pasar ekspor. Hal ini merupakan problem besar bagi Indonesia karena kemampuan produk Indonesia dari segi kualitas maupun kuantitas masih lemah. Salah satu permasalahan yang dialami oleh Indonesia dalam menghadapi perdagangan bebas adalah sulitnya membendung terjadinya lonjakan produk impor.
Mashab-mashab teori perdangangan internasional akan menjadi rujukan dalam membahas mengenai kerjasama internasional antara Indonesia dan Denmark dalam makalah ini.

BAB II
PEMBAHASAN
A.     Mashab Liberalisme Perdagangan Internasional
Pada akhir abad ke-19, sistem perdagangan internasional didasari atas sistem perekonomian merkantilisme. Tujuan ekonomi kaum merkantilis adalah dengan memakmurkan negara dengan memasukkan sebanyak mungkin pendapatan ke dalam kas Negara. Aktor utama dalam sistem perekonomian menurut kaum merkantilis adalah negara di mana merkantilisme sangat populer bagi pemerintah yang sedang melakukan pembinaan kekuatan negara, karena tujuannya yang lebih fokus pada pencapaian kepentingan nasional negara secara maksimal. Namun sistem perdagangan ini hancur seiring dengan pecahnya Perang Dunia I yang berdampak negara-negara menjadi proteksionis terhadap komoditas atau barang-barang dari luar serta tidak stabilnya sistem mata uang selama perang terjadi. Dilatarbelakangi oleh semangat liberalisme, ide tersebut didukung oleh Amerika Serikat dan Inggris, yang bertujuan untuk meningkatkan transaksi ekonomi yang berdasarkan atas kondisi akses yang sama terhadap pasar. Dan semangat liberalisme tersebut mendorong diselenggarakannya konferensi di Bretton Woods pada tahun 1944. Konferensi ini merupakan produk kerjasama antara Amerika Serikat dan Inggris yang memiliki beberapa fitur kunci yang melahirkan tiga institusi keuangan dunia yaitu Dana Moneter Internasional, Bank Dunia, dan Organisasi Perdagangan Dunia . Sistem Bretton Woods dibentuk dalam rangka menyelesaikan pertarungan yang terjadi antara otonomi yang dimiliki oleh domestik dan stabilitas internasional, namun dasar yang terdapat dalam sistem-otonomi kebijakan nasional, nilai tukar tetap, dan kemampuan untuk mengubah mata uang-satu sama lain saling bertolak belakang
TEORI LIBERALISME
            Paham liberalisme merupakan salah satu dari berbagai teori yang ada di studi hubungan internasional. Paham ini sangat bertolak belakang dengan teori realisme yang sudah menjadi pembahasan sebelumnya. Jika realisme menganggap manusia sebagai makhluk yang jahat karena keegoisannya terhadap kekuasaan, maka liberalisme sebaliknya mengambil pandangan positif terhadap sifat manusia. Kaum liberal memiliki keyakinan besar terhadap akal pikiran manusia dan mereka yakin bahwa prinsip - prinsip rasional dapat dipakai pada masalah - masalah internasional (Jackson dan Sorensen 2009, 141). Setiap manusia diyakini akan mementingkan dirinya sendiri dalam segala hal dan paham ini sadar akan sifat manusia seperti itu, namun mereka yakin bahwa dengan manusia menahan diri akan keegoisannya dan melakukan perundingan, kerjasama, semua masalah akan terselesaikan dengan hasil yang merata dan mendapatkan manfaat besar bagi setiap orang. Menurut Dugis (2013) memandang sebuah negara sebagai sifat manusia, sehingga suatu negara harus menahan diri kemudian memungkinkan untuk terlibat dalam perundingan serta kerjasama.
            Menurut kaum realis perang tidak akan terhindarkan sekalipun ingin menciptakan perdamaian dunia harus melalui perang, beda halnya dengan liberalis yang menganggap perang akan terhindarkan ketika manusia menggunakan akal pikiran dan rasionalitasnya dalam memecahkan masalah doomestik maupun internasional. Asumsi dasar yang dimiliki dari paham liberalisme yaitu keyakinan terhadap kemajuan. Proses modernisasi merupakan revolusi intelektual kaum liberal dan hal ini adalah keyakinan kaum liberal akan kemajuan setiap individu. Karena, perhatian dasar liberalisme merupakan kesenangan individu itu sendiri. Dengan adanya modernisasi mampu memperluas jangkauan kerjasama lintas batas internasional. Paham liberalisme secara garis besar dibagi menjadi empat aliran utama yang memberikan kontribusinya pada aspek – aspek penting dalam hubungan internasional
LIBERALISME SOSIOLOGIS
             Kaum liberal sosiologis memiliki pemikiran bahwa hubungan antar manusia lebih kooperatif daripada hubungan antar pemerintah nasional. Sehingga perdamaian lebih mudah terwujud. Karena kaum ini berpikir hubungan antar manusia lebih baik maka adanya hubungan transnasional. Menurut argumen Jackson dan Sorensen (2009), hubungan transnasional yaitu hubungan antar masyarakat, kelompok – kelompok, dan organisasi – organisasi yang berasal dari negara yang berbeda. Sehingga dengan kata lain, semakin kecil kapasitas keterlibatan antar pemerintah sehingga semakin banyak hubungan antar bangsa yang dapat terwujud. Menurut pandangan Rosenau (1992) seperti yang dikutip oleh Jackson dan Sorensen (2009), adanya peran individu dalam politik global sangatlah penting. Dapat dijadikan garis besar bahwa penstudi Hubungan Internasional tidak hanya mempelajari hubungan antar pemerintah nasional saja tetapi hubungan antar individu serta kelompok juga turut menjadi kajian penstudi Hubungan Internasional. Hubungan kesalingketergantungan antara masyarakat menjadi satu oleh adanya kooperatif dibanding dengan hubungan antar negara.

LIBERALISME INTERDEPEDENSI
             Terdapat hubungan antara tingkat interdependensi dengan hubungan transnasional sehingga mencermikan adanya proses modernisasi. Sejarah sering mengatakan bahwa dengan menggunakan kekuatan militer serta peluasan wilayah dijadikan alat untuk mendapatkan kekuasaan. Namun setelah berakhirnya perang, kekuatan militer tidaklah lagi dijadikan alat mencari kekuasaan. Sebagai contoh negara Jepang dan Jerman berhasil memenangkan perang karena mereka merupakan negara dagang sehingga ekonomi dijadikan prioritas sebagai alat kekuasaan. Dua negara tersebut, memilih untuk berdagang dengan pembagian tenaga kerja internasional yang terus menerus meningkatkan interdependensi.
            Pada dasarnya, kaum liberal ini berpendapat bahwa pembagian tenaga kerja yang tinggi dalam perekonomian internasional meningkatkan interdpendensi antar negara, dan hal itu menekan dan mengurangi konflik kekerasan antar negara (Jackson dan Sorensen 2009, 148). Penggunaan kekuatan militer selalu dijadikan pilihan dalam konflik pemimpin besar. Keamanan yang dianggap sebagai politik tingkat tinggi dijadikan prioritas daripada ekonomi ataupun masalah sosial yang dianggap sebagai politik tingkat rendah yang dapat disebut sebagai interdependensi sederhana. Oleh karena itu dengan mengikuti perkembangan jaman interdepensi kompleks sangat menentukan. Kekuatan militer merupakan alat yang sudah tidak bermanfaat dalam kasus interdependensi kompleks.

LIBERALISME INSTITUSIONAL
            Kaum liberalis mendefinisikan institusi internasional itu sendiri sebagai suatu organisasi internasional, seperti NATO atau Uni Eropa; atau merupakan seperengkat aturan yang mengatur tindakan negara dalam bidang tertentu, seperti penerbangan atau pengapalan (Jackson dan Sorensen 2009, 154). Mereka menganalogikan institusi dalam perwujudan ‘hutan’ menjadi ‘kebun binatang’.
            Kaum liberalisme ini menyatakan bahwa dengan adanya institusi internasional dapat memajukan kerjasama antar negara. Seperti yang dikatakan Dugis (2013), institusi internasional dibuat dalam rangka tujuan menampung kepentingan-kepentingan setiap negara. Institusi dibuat karena adanya keraguan dan ketidakpercayaan disetiap negara. Sehingga, institusi tersebut demikian  membantu mengurangi rasa takut negara anggota satu sama lain. Tidak hanya bertujuan  mengurangi rasa takut diantara negara, institusi ini menyediakan rasa kesinambungan serta perasaan stabilitas bangi setiap negara anggota. Dengan adanya kesinambungan serta kestabilan tersebut dapat memajukan kerjasama dan mendapatkan keuntungan timbal balik.
LIBERALISME REPUBLIKAN
            Republikan berarti negara – negara yang demokrasi dan kaum liberalis ini meyakini bahwa negara demokrasi lebih bersifat damai karena mayoritas mereka sangat tunduk terhadap hukum. Bukan berarti negara demokrasi tidak pernah melakukan peperangan, sehingga untuk memperjelas bahwa negara demokrasi tidak akan melakukan intervensi atau mencari konflik terhadap negara demokrasi lainnya. Hal tersebut berdasar pada, pertama negara – negara demokrasi selalu menyelesaikan konflik politik dengan mengedepankan penyelesaian secara damai, karena pemerintahan negara demokratis berada pada kendali masyarakatnya sehingga tidak menyarankan untuk melakukan peperangan. Kedua,bahwa setiap negara demokrasi memegang nilai – nilai moral bersama.
            Alasan negara – negara demokrasi tidak berperang dengan negara demokrasi lainnya dikarenakan budaya demokratisnya dalam menyelesaikan konflik secara damai, nilai moral bersamanya, dan hubungan kerjasama ekonomi dan interdependensi yang saling menguntungkan (Jackson dan Sorensen 2009, 164). Karena alasan tersebutlah dapat dijadikan pondasi kuat demi terciptanya perdamaian. Kaum liberal republikan pada dasarnya sangat optimis bahwa perdamaian dan kerjasama dalam hubungan internasional akan terwujud berdasarkan kemajuan dunia yang lebih demokratis.
            Dapat dijadikan kesimpulan bahwa studi hubungan internasional memiliki berbagai teori yang salah satunya teori liberalisme. Teori ini memprioritaskan sifat dasar manusia yang memiliki tingkat intelegensi yang tinggi serta akal pikirannya dalam mewujudkan perdamaian dunia begitu juga dengan negara. Mereka mengedepankan akan kesenangan atau kebahagiaan setiap individu. Karena itu, negara berperan untuk menjamin kebebasan individu dan menggapai kebahagiaan individu tanpa campur tangan dari orang lain. Selain itu, liberalisme diturunkan menjadi empat aliran utama yaitu, liberaisme sosiologis, liberalisme interdependensi, liberalisme institusional, dan liberalisme republikan.

B.     Kerjasama Ekonomi Internasional Indonesia dengan Denmark
Kerajaan Denmark (bahasa Denmark: Kongeriget Danmark) adalah negara Nordik yang paling kecil dan paling selatan. Denmark terletak di sebelah barat daya dari Swedia dan selatan dari Norwegia. Negara ini terletak di Skandinavia, Eropa Utara sehingga termasuk Uni Eropa namun tidak berada di Semenanjung Skandinavia.
Denmark berbatasan dengan Laut Baltik dan Laut Utara. Wilayahnya meliputi sebuah semenanjung di Jerman utara bernama Jylland (Jutlandia), Kepulauan Fyn (Funen), Sjælland (Zealand), Vendsyssel-Thy, Lolland, Falster, Bornholm dan ratusan pulau kecil, yang sering disebut kepulauan Denmark. Denmark pernah lama menguasai Laut Baltik. Sebelum penggalian Terusan Kiel, jalan air menuju Laut Baltik hanya dapat dilewati melalui tiga Selat Denmark. Satu-satunya batas darat Denmark adalah dengan Jerman, sedangkan tetangganya yang dibatasi oleh laut adalah Swedia di timur laut dan Norwegia di utara.
Negara ini menganut monarki konstitusional dan sistem pemerintahan parlementer. Denmark memiliki satu pemerintah pusat dan 98 munisipalitas sebagai pemerintah daerah. Denmark telah menjadi anggota Uni Eropa sejak 1973, tapi sampai sekarang masih belum bergabung dalam Eurozone. Denmark adalah salah satu pendiri NATO dan OECD. Denmark juga merupakan anggota dari OSCE.
Denmark, yang menganut konsep ekonomi kapitalis pasar campuran sekaligus kesejahteraan sosial, adalah negara yang mempunyai pendapatan tertinggi di dunia. Berdasarkan majalah Forbes, Denmark adalah negara yang memiliki iklim bisnis terbaik[4]. Dari tahun 2006 sampai 2008, survey mengatakan bahwa Denmark adalah "tempat yang paling menyenangkan di dunia", dipandang dari standar kesehatan, kesejahteraan, dan pendidikan. Survey Global Peace Index tahun 2009 mengatakan bahwa Denmark menduduki posisi negara paling damai kedua di dunia, setelah Selandia Baru.  Pada tahun 2009, Denmark adalah salah satu dari negara yang paling tidak korup di dunia berdasarkan Indeks Persepsi Korupsi, posisi kedua setelah Selandia Baru.
Bahasa resminya, Bahasa Denmark, serumpun dengan Bahasa Swedia dan Bahasa Norwegia, karena bahasa-bahasa itu memiliki ikatan sejarah dan budaya yang kuat. 82% dari penduduk Denmark dan 90.3% suku Denmark adalah pengikut gereja Lutheran. Pada tahun 2010, 548.000 orang (9.9% populasi Denmark) adalah imigran ataupun keturunannya. Mayoritasnya (54%) berasal dari Skandinavia atau belahan Eropa lain, sisanya berasal dari negara-negara di Asia dan Afrika.
Greenland dan Kepulauan Faroe adalah wilayah kerajaan Denmark dengan kekuasaan politiknya sendiri.
Wilayah
Sejak tanggal 1 Januari 2007, berdasarkan 2007 Danish Municipal Reform, Denmark merevisi pembagian wilayah administrasinya menjadi 5 region menggantikan sistem 13 amt dan menggabungkan beberapa munisipalitas kecil menjadi beberapa munisipalitas yang lebih besar sehingga jumlah 270 menyusut menjadi hanya 98 munisipalitas.
Nama region
Ibukota administrasi
Kota terbesar
Populasi
(1 Januari 2008)
Luas (km²)
Kepadatan penduduk
(per
km²)
Amt (1970-2006)
1.645.825
2.561
642,6
1.237.041
13.142
94,2
Ringkjøbing, hampir seluruh Århus, bagian selatan Viborg dan bagian utara Vejle
578.839
7.927
73,2
Jutlandia Utara, bagian utara Viborg dan sebagian kecil Århus
819.427
7.273
112,7
1.194.659
12.191
97,99
Funen, Ribe, Jutlandia Selatan dan separo selatan dari Vejle
Total
5.475.791
43.094
127,0
Politik
Denmark ialah monarki tertua di benua Eropa. Pada 1849, menjadi monarki konstitusional dengan pengadopsian konstitusi baru. Penguasanya secara resmi merupakan kepala negara, peran yang bersifat seremonial, sejak kekuasaan eksekutif, yang dilaksanakan oleh raja atau ratu, dilaksanakan melalui kabinet menteri, dengan PM yang memberlakukan prinsip primus inter pares). Kekuasaan legislatif diberikan kepada monarki dan parlemen Denmark, dikenal sebagai Folketing, yang terdiri atas (tak lebih dari) 179 anggota. Kekuasaan yudisial ada di tangan pengadilan.
Pemilu parlemen harus diadakan setidaknya tiap 4 tahun; namun PM bisa mengadakan untuk Pemilu lebih awal. Jika Parlemen melakukan mosi tidak percaya terhadap PM sehingga pemerintahan terhenti. Negeri ini sering dipegang pemerintah minoritas.
Denmark mempraktekkan hak pilih universal dalam seluruh masalah, wanita dianggap sama dengan lelaki menurut hukum Denmark (namun mereka tak dikenakan wajib militer, walau begitu mereka bisa mengikuti secara sukarela).
Hukuman mati dihapus di Denmark pada 1930. Diberlakukan secara singkat setelah Perang Dunia II, oleh masyarakat luas. 46 orang dihukum mati atas kejahatan perang, setelah hukuman mati tak diberlakukan selama beberapa tahun. Pada 1978 akhirnya dihapuskan lagi. Ilegal buat hukum Denmark untuk mengekstradisi warganegaranya ke negeri di mana mereka akan menghadapi hukuman mati.
Geografi
Perbatasan Denmark dengan Jerman adalah sepanjang 68 km dan dikelilingi 7.314 km garis pantai. Luasnya 43.094 km2. Sejak tahun 2000 Denmark telah terhubung dengan Jembatan Øresund ke Swedia selatan.
Titik paling utara Denmark adalah Skagen (pantai utara Skaw) di 57° 45' 7" lintang utara, paling selatan adalah Gedser (ujung selatan Falster) 54° 33' 35" lintang utara, paling barat adalah Blåvandshuk di 8° 4' 22" bujur timur, dan paling timur adalah Østerskær di 15° 11' 55" bujur timur, yaitu di kepulauan Ertholmene 18 km di timur laut Bornholm. Selisih jarak titik barat ke timur adalah 452 km, dari utara ke selatan adalah 368 km.
Denmark terdiri atas semenanjung Jutlandia (Jylland) dan 443 pulau bernama (total 1.419 pulau yang luasnya di atas 100 m²)[21]. Dari keseluruhan, 367 dihuni[22], dengan pulau terbesarnya adalah Sjælland (Zealand) dan Funen (Fyn). Pulau Bornholm terletak di sebelah timur, di Laut Baltik. Banyak pulau-pulau besar ini terhubung dengan jembatan: Jembatan Øresund menghubungkan Sjaelland dengan Swedia, Jembatan Sabuk Besar menghubungkan Funen dengan Sjælland, dan Jembatan Sabuk Kecil menghubungkan Jutlandia dengan Funen. Kapal feri atau penerbangan kecil (penerbangan dengan berat maksimal 12.500 pound) menghubungkannya ke pulau-pulau yang lebih kecil. Kota besar di Denmark adalah København di Sjælland, Århus, Aalborg dan Esbjerg di Jutlandia; dan Odense di Funen.
Negara ini datar dengan sedikit elevasi, dengan tinggi rata-rata 31 m di atas permukaan laut. Titik alam tertingginya adalah Møllehøj, berketinggian 170,86 m. Bukit lain di barat daya Århus adalah Yding Skovhøj pada ketinggian 170.77 m dan Ejer Bavnehøj 170.35 m.[23] Areal dalam lautnya adalah: Denmark timur (210 km2); Denmark barat (490 km2).
Garis pantai Denmark adalah 7.314 km. Tidak ada tempat di Denmark yang jaraknya ke pantai lebih dari 52 km. Luas Denmark tidak bisa dihitung karena seringnya erosi laut dan penambahan material pantai dan karena proyek reklamasi tanah oleh manusia untuk mengurangi erosi. Di pantai selatan Jutlandia, pasangnya adalah antara 1 dan 2 m, dan garis pasang bergerak keluar dan masuk sepanjang 10 km.
Secara [fitogeografi|fitogeografis], Denmark (termasuk Tanah Hijau dan Kepulauan Faroe) termasuk Kingdom Boreal dan berbagi dengan Artik, Eropa Atlantik, dan provinsi-provinsi Eropa Tengah di wilayah Circumboreal. Berdasar WWF, wilayah Denmark bisa dibagi dua ekoregional: hutan campuran Atlantik dan hutan campuran Baltik. Kepulauan Faroe meliputi padang rumput boreal Kepulauan Faroe, sementara Tanah Hijau memiliki ekoregional tundra artik tinggi Kalaallit Nunaat dan tundra artik rendah Kalaallit Nunaat.
Iklim
Iklimnya sedang. Musim salju tidak terlalu dingin dengan suhu rata-rata di bulan Januari dan Februari 0 °C dan musim panas yang dingin dengan suhu rata-rata di bulan Agustus 15.7 °C[24]. Rata-rata Denmark memiliki 121 hari berpresipitasi per tahun, rata-rata menerima 712 mm per tahun, musim gugur adalah musim paling basah dan musim semi adalah musim paling kering.
Karena Denmark ada di belahan utara, panjangnya siang dan malam bervariasi. Pada musim dingin matahari terbit pukul 09.00 dan terbenam pukul 16.00, sedangkan pada musim panas matahari terbit pukul 02.15 dan terbenam pukul 22.00. Hari terpendek diperingati sekitar Natal (bahasa Denmark: jul) biasanya malam Natal. Kata jól (kata benda jamak) menunjukkan bahwa masyarakat pra-Kristen merayakan hari terpendek dengan banyak perayaan. Upaya gereja Katolik untuk mengganti namanya menjadi kristmesse tidak berhasil. Perayaan hari terpanjang adalah sankthansaften (senja Santo Yohanes)
Profil Singkat Negara Denmar yaitu :
Globalisasi: 87.37
Produk domestik bruto: 181600 (PPP)
per kapita: 33,400 USD
World 9,300
Mata uang DKr (ISO= DKK)
Penduduk: 5,450,661
Pengangguran: 5.50%
Luas Wilaayah = 43,094.00 Km2
Hubungan Perdagangan Denmark dan Indonesia dapat dilihat dari tabel Ekspor-Impor berikut ini :
Tahun
EKSPOR
IMPOR
Ket
Nil/Val (US $)
Nil/Val (US $)
2008
 $        107,244,069
 $    102,588,795
Surplus
2009
 $        126,035,148
 $    116,550,523
Surplus
2010
 $        182,583,648
 $    168,386,718
Surplus
2011
 $        179,025,871
 $    176,244,130
Surplus
2012
 $        208,310,478
 $    173,488,072
Surplus
2013
 $          18,559,109
 $      27,732,008
Defisit
                                                            Sumber : www.bps.go.id
Ket : Data 2013 baru sampai bulan Maret 2013



C.     Relevansi Mashab Liberalisme dengan Kerjasama Ekonomi Internasional Indonesia dengan Denmark

Menurut saya kerjasama perdagangan internasional antara Indonesia dan Denmark di latarbelakangi oleh mashab liberalisme. Karena kerjasama ekspor dan impor serta kerjasama lainnya didasari karena saling membutuhkan satu sama lain dan terciptanya keamanan dan ketentraman kedua Negara selama melakukan hubungan kerjama internasional tersebut.
            Kaum liberalis mendefinisikan institusi internasional itu sendiri sebagai suatu  organisasi internasional, seperti NATO atau Uni Eropa . Denmark adalah salah satu pendiri NATO dan OECD Denmark juga merupakan anggota dari OSCE. Oleh karena itu system perdagangan internasional Denmark mengikuti paham liberalis yang memanusiakan manusia. Kaum liberalis juga memiliki pemahaman yang kuat tentang demokrasi dan Indonesia merupakan salah satu Negara demokrasi yang besar di dunia. Oleh karena itu system perdagangan internasional kedua Negara ini menganut mashab liberalism.





BAB III
PENUTUP
Kerjasama ekonomi internasional antara Indonesia dan Denmark itu berkiblat kepada mashab liberalisme.  Jika melihat neraca perdagangan kedua Negara, Indonesia menunjukkan nilai positif karena surplus sejak tahun 2008. Walaupun angka surplus nya tidak terlalu besar tetapi hal ini cukup membanggakan karena biasanya Indonesia selalu defisit neraca perdagangan dengan negara-negara Eropa.


















DAFTAR PUSTAKA
The EU in the world 2013 A statistical portrait

www.kemenperin.go.id

0 comments:

Posting Komentar