BAB I
PENDAHULUAN
Perdagangan internasional merupakan salah
satu bagian dari kegiatan bisnis yang akhir-akhir ini mengalami kemajuan yang
sangat pesat. Hal ini terlihat dari semakin berkembangnya arus peredaran
barang, jasa, modal dan tenaga kerja antar negara. Kegiatan ini dapat terjadi
melalui hubungan ekspor impor, investasi, perdagangan jasa, lisensi dan
waralaba (license and franchise), hak atas kekayaan intelektual dan alih
teknologi, yang pada akhirnya memberikan pengaruh terhadap kegiatan ekonomi lainnya,
seperti perbankan, asuransi, perpajakan dan sebagainya. Indonesia sendiri
terlibat didalamnya.
Keikutsertaan
Indonesia dalam perdagangan bebas mendorong produk industri dalam negeri untuk
mampu bersaing dengan produk impor, baik di dalam negeri sendiri maupun di
pasar ekspor. Hal ini merupakan problem besar bagi Indonesia karena kemampuan
produk Indonesia dari segi kualitas maupun kuantitas masih lemah. Salah satu
permasalahan yang dialami oleh Indonesia dalam menghadapi perdagangan bebas
adalah sulitnya membendung terjadinya lonjakan produk impor.
Mashab-mashab teori perdangangan internasional
akan menjadi rujukan dalam membahas mengenai kerjasama internasional antara
Indonesia dan Denmark dalam makalah ini.
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Mashab
Liberalisme Perdagangan Internasional
Pada
akhir abad ke-19, sistem perdagangan internasional didasari atas sistem
perekonomian merkantilisme. Tujuan ekonomi kaum merkantilis adalah dengan
memakmurkan negara dengan memasukkan sebanyak mungkin pendapatan ke dalam kas Negara.
Aktor utama dalam sistem perekonomian menurut kaum merkantilis adalah negara di
mana merkantilisme sangat populer bagi pemerintah yang sedang melakukan
pembinaan kekuatan negara, karena tujuannya yang lebih fokus pada pencapaian
kepentingan nasional negara secara maksimal. Namun sistem perdagangan ini
hancur seiring dengan pecahnya Perang Dunia I yang berdampak negara-negara
menjadi proteksionis terhadap komoditas atau barang-barang dari luar serta
tidak stabilnya sistem mata uang selama perang terjadi. Dilatarbelakangi oleh
semangat liberalisme, ide tersebut didukung oleh Amerika Serikat dan Inggris,
yang bertujuan untuk meningkatkan transaksi ekonomi yang berdasarkan atas
kondisi akses yang sama terhadap pasar. Dan semangat liberalisme tersebut mendorong
diselenggarakannya konferensi di Bretton Woods pada tahun 1944. Konferensi ini
merupakan produk kerjasama antara Amerika
Serikat dan Inggris
yang memiliki beberapa fitur kunci yang melahirkan tiga institusi keuangan
dunia yaitu Dana Moneter Internasional,
Bank
Dunia, dan Organisasi Perdagangan Dunia
.
Sistem Bretton Woods dibentuk dalam rangka menyelesaikan pertarungan yang
terjadi antara otonomi yang dimiliki oleh domestik dan stabilitas
internasional, namun dasar yang terdapat dalam sistem-otonomi kebijakan
nasional, nilai tukar tetap, dan kemampuan untuk mengubah mata uang-satu sama
lain saling bertolak belakang
TEORI LIBERALISME
Paham liberalisme merupakan salah satu dari berbagai teori yang ada di studi
hubungan internasional. Paham ini sangat bertolak belakang dengan teori
realisme yang sudah menjadi pembahasan sebelumnya. Jika realisme menganggap
manusia sebagai makhluk yang jahat karena keegoisannya terhadap kekuasaan, maka
liberalisme sebaliknya mengambil pandangan positif terhadap sifat manusia. Kaum
liberal memiliki keyakinan besar terhadap akal pikiran manusia dan mereka yakin
bahwa prinsip - prinsip rasional dapat dipakai pada masalah - masalah
internasional (Jackson dan Sorensen 2009, 141). Setiap manusia diyakini akan
mementingkan dirinya sendiri dalam segala hal dan paham ini sadar akan sifat
manusia seperti itu, namun mereka yakin bahwa dengan manusia menahan diri akan
keegoisannya dan melakukan perundingan, kerjasama, semua masalah akan
terselesaikan dengan hasil yang merata dan mendapatkan manfaat besar bagi
setiap orang. Menurut Dugis (2013) memandang sebuah negara sebagai sifat
manusia, sehingga suatu negara harus menahan diri kemudian memungkinkan untuk
terlibat dalam perundingan serta kerjasama.
Menurut kaum realis perang tidak akan terhindarkan sekalipun ingin menciptakan
perdamaian dunia harus melalui perang, beda halnya dengan liberalis yang
menganggap perang akan terhindarkan ketika manusia menggunakan akal pikiran dan
rasionalitasnya dalam memecahkan masalah doomestik maupun internasional. Asumsi
dasar yang dimiliki dari paham liberalisme yaitu keyakinan terhadap kemajuan.
Proses modernisasi merupakan revolusi intelektual kaum liberal dan hal ini
adalah keyakinan kaum liberal akan kemajuan setiap individu. Karena, perhatian
dasar liberalisme merupakan kesenangan individu itu sendiri. Dengan adanya
modernisasi mampu memperluas jangkauan kerjasama lintas batas internasional.
Paham liberalisme secara garis besar dibagi menjadi empat aliran utama yang
memberikan kontribusinya pada aspek – aspek penting dalam hubungan
internasional
LIBERALISME SOSIOLOGIS
Kaum liberal sosiologis memiliki pemikiran bahwa hubungan antar manusia
lebih kooperatif daripada hubungan antar pemerintah nasional. Sehingga perdamaian
lebih mudah terwujud. Karena kaum ini berpikir hubungan antar manusia lebih
baik maka adanya hubungan transnasional. Menurut argumen Jackson dan Sorensen
(2009), hubungan transnasional yaitu hubungan antar masyarakat, kelompok –
kelompok, dan organisasi – organisasi yang berasal dari negara yang berbeda.
Sehingga dengan kata lain, semakin kecil kapasitas keterlibatan antar
pemerintah sehingga semakin banyak hubungan antar bangsa yang dapat terwujud.
Menurut pandangan Rosenau (1992) seperti yang dikutip oleh Jackson dan Sorensen
(2009), adanya peran individu dalam politik global sangatlah penting. Dapat
dijadikan garis besar bahwa penstudi Hubungan Internasional tidak hanya
mempelajari hubungan antar pemerintah nasional saja tetapi hubungan antar
individu serta kelompok juga turut menjadi kajian penstudi Hubungan
Internasional. Hubungan kesalingketergantungan antara masyarakat menjadi satu
oleh adanya kooperatif dibanding dengan hubungan antar negara.
LIBERALISME
INTERDEPEDENSI
Terdapat hubungan antara tingkat interdependensi dengan hubungan
transnasional sehingga mencermikan adanya proses modernisasi. Sejarah sering
mengatakan bahwa dengan menggunakan kekuatan militer serta peluasan wilayah
dijadikan alat untuk mendapatkan kekuasaan. Namun setelah berakhirnya perang,
kekuatan militer tidaklah lagi dijadikan alat mencari kekuasaan. Sebagai contoh
negara Jepang dan Jerman berhasil memenangkan perang karena mereka merupakan
negara dagang sehingga ekonomi dijadikan prioritas sebagai alat kekuasaan. Dua
negara tersebut, memilih untuk berdagang dengan pembagian tenaga kerja
internasional yang terus menerus meningkatkan interdependensi.
Pada dasarnya, kaum liberal ini berpendapat bahwa pembagian tenaga kerja yang
tinggi dalam perekonomian internasional meningkatkan interdpendensi antar
negara, dan hal itu menekan dan mengurangi konflik kekerasan antar negara
(Jackson dan Sorensen 2009, 148). Penggunaan kekuatan militer selalu dijadikan
pilihan dalam konflik pemimpin besar. Keamanan yang dianggap sebagai politik
tingkat tinggi dijadikan prioritas daripada ekonomi ataupun masalah sosial yang
dianggap sebagai politik tingkat rendah yang dapat disebut sebagai
interdependensi sederhana. Oleh karena itu dengan mengikuti perkembangan jaman
interdepensi kompleks sangat menentukan. Kekuatan militer merupakan alat yang
sudah tidak bermanfaat dalam kasus interdependensi kompleks.
LIBERALISME
INSTITUSIONAL
Kaum liberalis mendefinisikan institusi internasional itu sendiri sebagai suatu
organisasi internasional, seperti NATO atau Uni Eropa; atau merupakan
seperengkat aturan yang mengatur tindakan negara dalam bidang tertentu, seperti
penerbangan atau pengapalan (Jackson dan Sorensen 2009, 154). Mereka
menganalogikan institusi dalam perwujudan ‘hutan’ menjadi ‘kebun binatang’.
Kaum liberalisme ini menyatakan bahwa dengan adanya institusi internasional
dapat memajukan kerjasama antar negara. Seperti yang dikatakan Dugis (2013),
institusi internasional dibuat dalam rangka tujuan menampung
kepentingan-kepentingan setiap negara. Institusi dibuat karena adanya keraguan
dan ketidakpercayaan disetiap negara. Sehingga, institusi tersebut
demikian membantu mengurangi rasa takut negara anggota satu sama lain.
Tidak hanya bertujuan mengurangi rasa takut diantara negara, institusi
ini menyediakan rasa kesinambungan serta perasaan stabilitas bangi setiap
negara anggota. Dengan adanya kesinambungan serta kestabilan tersebut dapat
memajukan kerjasama dan mendapatkan keuntungan timbal balik.
LIBERALISME REPUBLIKAN
Republikan berarti negara – negara yang demokrasi dan kaum liberalis ini
meyakini bahwa negara demokrasi lebih bersifat damai karena mayoritas mereka
sangat tunduk terhadap hukum. Bukan berarti negara demokrasi tidak pernah
melakukan peperangan, sehingga untuk memperjelas bahwa negara demokrasi tidak
akan melakukan intervensi atau mencari konflik terhadap negara demokrasi
lainnya. Hal tersebut berdasar pada, pertama negara – negara demokrasi
selalu menyelesaikan konflik politik dengan mengedepankan penyelesaian secara
damai, karena pemerintahan negara demokratis berada pada kendali masyarakatnya
sehingga tidak menyarankan untuk melakukan peperangan. Kedua,bahwa
setiap negara demokrasi memegang nilai – nilai moral bersama.
Alasan negara – negara demokrasi tidak berperang dengan negara demokrasi
lainnya dikarenakan budaya demokratisnya dalam menyelesaikan konflik secara
damai, nilai moral bersamanya, dan hubungan kerjasama ekonomi dan
interdependensi yang saling menguntungkan (Jackson dan Sorensen 2009, 164).
Karena alasan tersebutlah dapat dijadikan pondasi kuat demi terciptanya
perdamaian. Kaum liberal republikan pada dasarnya sangat optimis bahwa
perdamaian dan kerjasama dalam hubungan internasional akan terwujud berdasarkan
kemajuan dunia yang lebih demokratis.
Dapat dijadikan kesimpulan bahwa studi hubungan internasional memiliki berbagai
teori yang salah satunya teori liberalisme. Teori ini memprioritaskan sifat
dasar manusia yang memiliki tingkat intelegensi yang tinggi serta akal
pikirannya dalam mewujudkan perdamaian dunia begitu juga dengan negara. Mereka
mengedepankan akan kesenangan atau kebahagiaan setiap individu. Karena itu,
negara berperan untuk menjamin kebebasan individu dan menggapai kebahagiaan
individu tanpa campur tangan dari orang lain. Selain itu, liberalisme
diturunkan menjadi empat aliran utama yaitu, liberaisme sosiologis, liberalisme
interdependensi, liberalisme institusional, dan liberalisme republikan.
B.
Kerjasama
Ekonomi Internasional Indonesia dengan Denmark
Kerajaan Denmark (bahasa Denmark: Kongeriget Danmark) adalah negara Nordik yang paling kecil dan paling
selatan. Denmark terletak di sebelah barat daya dari Swedia dan selatan dari Norwegia. Negara ini terletak di Skandinavia, Eropa Utara sehingga termasuk Uni Eropa namun tidak berada di Semenanjung Skandinavia.
Denmark berbatasan dengan Laut Baltik dan Laut Utara. Wilayahnya meliputi sebuah semenanjung di Jerman utara bernama Jylland (Jutlandia), Kepulauan Fyn (Funen), Sjælland (Zealand), Vendsyssel-Thy, Lolland, Falster, Bornholm dan ratusan pulau kecil, yang sering disebut kepulauan Denmark. Denmark pernah lama menguasai Laut Baltik. Sebelum penggalian Terusan Kiel, jalan air menuju Laut Baltik hanya dapat dilewati melalui tiga Selat Denmark.
Satu-satunya batas darat Denmark adalah dengan Jerman, sedangkan tetangganya yang
dibatasi oleh laut adalah Swedia di timur laut dan Norwegia di utara.
Negara ini menganut monarki
konstitusional
dan sistem pemerintahan parlementer. Denmark memiliki satu pemerintah
pusat dan 98 munisipalitas sebagai pemerintah daerah. Denmark
telah menjadi anggota Uni Eropa sejak 1973, tapi sampai sekarang
masih belum bergabung dalam Eurozone. Denmark adalah salah satu pendiri NATO dan OECD. Denmark juga merupakan anggota
dari OSCE.
Denmark, yang menganut konsep ekonomi
kapitalis pasar
campuran sekaligus
kesejahteraan sosial, adalah negara yang mempunyai pendapatan tertinggi di dunia. Berdasarkan majalah Forbes,
Denmark adalah negara yang memiliki iklim bisnis terbaik[4]. Dari tahun 2006 sampai 2008, survey mengatakan bahwa
Denmark adalah "tempat yang paling menyenangkan di dunia", dipandang
dari standar kesehatan, kesejahteraan, dan pendidikan. Survey Global
Peace Index
tahun 2009 mengatakan bahwa Denmark menduduki posisi negara paling damai kedua
di dunia, setelah Selandia Baru. Pada tahun 2009, Denmark adalah salah satu
dari negara yang paling tidak korup di dunia berdasarkan Indeks Persepsi
Korupsi, posisi
kedua setelah Selandia Baru.
Bahasa resminya, Bahasa Denmark, serumpun dengan Bahasa Swedia dan Bahasa Norwegia, karena bahasa-bahasa itu memiliki ikatan sejarah dan
budaya yang kuat. 82% dari penduduk Denmark dan 90.3% suku Denmark adalah
pengikut gereja Lutheran. Pada tahun 2010, 548.000 orang (9.9% populasi Denmark)
adalah imigran ataupun keturunannya. Mayoritasnya (54%) berasal dari Skandinavia atau belahan Eropa lain, sisanya berasal dari
negara-negara di Asia dan Afrika.
Wilayah
Sejak tanggal 1 Januari 2007, berdasarkan 2007 Danish Municipal Reform, Denmark
merevisi pembagian wilayah administrasinya menjadi 5 region menggantikan
sistem 13 amt dan menggabungkan beberapa munisipalitas kecil menjadi beberapa munisipalitas yang lebih besar sehingga jumlah 270 menyusut menjadi hanya
98 munisipalitas.
Nama
region
|
Ibukota
administrasi
|
Kota
terbesar
|
Populasi
(1 Januari 2008) |
Amt
(1970-2006)
|
||
1.645.825
|
2.561
|
642,6
|
||||
1.237.041
|
13.142
|
94,2
|
||||
578.839
|
7.927
|
73,2
|
||||
819.427
|
7.273
|
112,7
|
||||
1.194.659
|
12.191
|
97,99
|
||||
Total
|
5.475.791
|
43.094
|
127,0
|
Politik
Denmark ialah monarki tertua di benua Eropa. Pada 1849, menjadi monarki
konstitusional
dengan pengadopsian konstitusi baru. Penguasanya secara resmi merupakan kepala negara, peran yang bersifat seremonial, sejak kekuasaan
eksekutif, yang
dilaksanakan oleh raja atau ratu, dilaksanakan melalui kabinet
menteri, dengan
PM yang memberlakukan prinsip primus
inter pares).
Kekuasaan
legislatif diberikan
kepada monarki dan parlemen Denmark, dikenal sebagai Folketing, yang terdiri atas (tak lebih dari)
179 anggota. Kekuasaan yudisial ada di tangan pengadilan.
Pemilu parlemen harus diadakan setidaknya tiap 4 tahun;
namun PM bisa mengadakan untuk Pemilu lebih awal. Jika Parlemen melakukan mosi tidak percaya terhadap PM sehingga pemerintahan terhenti.
Negeri ini sering dipegang pemerintah minoritas.
Denmark mempraktekkan hak pilih universal dalam seluruh
masalah, wanita dianggap sama dengan lelaki menurut hukum Denmark (namun mereka
tak dikenakan wajib militer, walau begitu mereka bisa mengikuti
secara sukarela).
Hukuman mati dihapus di Denmark pada 1930. Diberlakukan secara singkat
setelah Perang Dunia II, oleh masyarakat luas. 46 orang
dihukum mati atas kejahatan perang, setelah hukuman mati tak diberlakukan
selama beberapa tahun. Pada 1978 akhirnya dihapuskan lagi. Ilegal buat hukum
Denmark untuk mengekstradisi warganegaranya ke negeri di mana mereka akan
menghadapi hukuman mati.
Geografi
Perbatasan Denmark dengan Jerman adalah sepanjang 68 km dan
dikelilingi 7.314 km garis pantai. Luasnya 43.094 km2. Sejak tahun
2000 Denmark telah terhubung dengan Jembatan Øresund ke Swedia selatan.
Titik paling utara Denmark adalah Skagen (pantai utara Skaw) di 57° 45'
7" lintang utara, paling selatan adalah Gedser (ujung selatan Falster) 54° 33' 35" lintang utara, paling barat adalah Blåvandshuk di 8° 4' 22" bujur timur, dan
paling timur adalah Østerskær di 15° 11' 55" bujur timur,
yaitu di kepulauan Ertholmene 18 km di timur laut Bornholm. Selisih jarak titik barat ke timur adalah 452 km, dari
utara ke selatan adalah 368 km.
Denmark terdiri atas semenanjung Jutlandia (Jylland) dan 443 pulau bernama (total 1.419 pulau yang
luasnya di atas 100 m²)[21]. Dari keseluruhan, 367 dihuni[22], dengan pulau terbesarnya adalah Sjælland (Zealand) dan Funen (Fyn). Pulau Bornholm terletak di sebelah timur, di Laut Baltik. Banyak pulau-pulau besar ini terhubung dengan jembatan: Jembatan Øresund menghubungkan Sjaelland dengan Swedia, Jembatan
Sabuk Besar
menghubungkan Funen dengan Sjælland, dan Jembatan
Sabuk Kecil
menghubungkan Jutlandia dengan Funen. Kapal feri atau penerbangan kecil (penerbangan dengan berat maksimal
12.500 pound) menghubungkannya ke pulau-pulau yang lebih kecil. Kota besar di
Denmark adalah København di Sjælland, Århus, Aalborg dan Esbjerg di Jutlandia; dan Odense di Funen.
Negara ini datar dengan sedikit elevasi, dengan tinggi
rata-rata 31 m di atas permukaan
laut. Titik alam tertingginya adalah Møllehøj, berketinggian 170,86 m. Bukit lain di barat daya Århus
adalah Yding Skovhøj pada ketinggian 170.77 m dan Ejer Bavnehøj 170.35 m.[23] Areal dalam lautnya adalah: Denmark timur (210 km2);
Denmark barat (490 km2).
Garis pantai Denmark adalah 7.314 km. Tidak ada tempat di
Denmark yang jaraknya ke pantai lebih dari 52 km. Luas Denmark tidak bisa
dihitung karena seringnya erosi laut dan penambahan material pantai dan karena
proyek reklamasi tanah oleh manusia untuk mengurangi
erosi. Di pantai selatan Jutlandia, pasangnya adalah antara 1 dan 2 m, dan
garis pasang bergerak keluar dan masuk sepanjang 10 km.
Secara [fitogeografi|fitogeografis], Denmark (termasuk Tanah
Hijau dan Kepulauan Faroe) termasuk Kingdom Boreal dan berbagi dengan Artik,
Eropa Atlantik, dan provinsi-provinsi Eropa Tengah di wilayah Circumboreal. Berdasar WWF, wilayah Denmark bisa dibagi dua ekoregional: hutan campuran Atlantik dan hutan
campuran Baltik. Kepulauan Faroe meliputi padang rumput boreal Kepulauan Faroe,
sementara Tanah Hijau memiliki ekoregional tundra artik tinggi Kalaallit
Nunaat dan tundra artik rendah Kalaallit Nunaat.
Iklim
Iklimnya sedang. Musim salju tidak terlalu dingin dengan suhu rata-rata di
bulan Januari dan Februari 0 °C dan musim panas yang dingin dengan suhu
rata-rata di bulan Agustus 15.7 °C[24]. Rata-rata Denmark memiliki 121 hari berpresipitasi per
tahun, rata-rata menerima 712 mm per tahun, musim gugur adalah musim paling
basah dan musim semi adalah musim paling kering.
Karena Denmark ada di belahan utara, panjangnya siang dan
malam bervariasi. Pada musim dingin matahari terbit pukul 09.00 dan terbenam
pukul 16.00, sedangkan pada musim panas matahari terbit pukul 02.15 dan
terbenam pukul 22.00. Hari terpendek diperingati sekitar Natal (bahasa Denmark: jul)
biasanya malam Natal. Kata jól (kata benda jamak) menunjukkan bahwa
masyarakat pra-Kristen merayakan hari terpendek dengan banyak perayaan. Upaya
gereja Katolik untuk mengganti namanya menjadi kristmesse tidak
berhasil. Perayaan hari terpanjang adalah sankthansaften (senja Santo
Yohanes)
Profil Singkat Negara Denmar yaitu :
Globalisasi:
87.37
Produk
domestik bruto: 181600 (PPP)
per
kapita: 33,400 USD
World
9,300
Mata
uang DKr (ISO= DKK)
Penduduk:
5,450,661
Pengangguran:
5.50%
Luas
Wilaayah = 43,094.00 Km2
Hubungan
Perdagangan Denmark dan Indonesia dapat dilihat dari tabel Ekspor-Impor berikut
ini :
Tahun
|
EKSPOR
|
IMPOR
|
Ket
|
Nil/Val (US $)
|
Nil/Val (US $)
|
||
2008
|
$
107,244,069
|
$
102,588,795
|
Surplus
|
2009
|
$
126,035,148
|
$
116,550,523
|
Surplus
|
2010
|
$
182,583,648
|
$
168,386,718
|
Surplus
|
2011
|
$
179,025,871
|
$
176,244,130
|
Surplus
|
2012
|
$
208,310,478
|
$
173,488,072
|
Surplus
|
2013
|
$
18,559,109
|
$
27,732,008
|
Defisit
|
Ket : Data 2013
baru sampai bulan Maret 2013
C.
Relevansi
Mashab Liberalisme dengan Kerjasama Ekonomi Internasional Indonesia dengan
Denmark
Menurut
saya kerjasama perdagangan internasional antara Indonesia dan Denmark di
latarbelakangi oleh mashab liberalisme. Karena kerjasama ekspor dan impor serta
kerjasama lainnya didasari karena saling membutuhkan satu sama lain dan
terciptanya keamanan dan ketentraman kedua Negara selama melakukan hubungan
kerjama internasional tersebut.
Kaum
liberalis mendefinisikan institusi internasional itu sendiri sebagai suatu organisasi internasional, seperti NATO atau
Uni Eropa . Denmark
adalah salah satu pendiri NATO dan OECD Denmark juga merupakan anggota dari OSCE. Oleh karena itu system perdagangan
internasional Denmark mengikuti paham liberalis yang memanusiakan manusia. Kaum
liberalis juga memiliki pemahaman yang kuat tentang demokrasi dan Indonesia
merupakan salah satu Negara demokrasi yang besar di dunia. Oleh karena itu
system perdagangan internasional kedua Negara ini menganut mashab liberalism.
BAB III
PENUTUP
Kerjasama
ekonomi internasional antara Indonesia dan Denmark itu berkiblat kepada mashab liberalisme. Jika melihat neraca perdagangan kedua Negara,
Indonesia menunjukkan nilai positif karena surplus sejak tahun 2008. Walaupun
angka surplus nya tidak terlalu besar tetapi hal ini cukup membanggakan karena
biasanya Indonesia selalu defisit neraca perdagangan dengan negara-negara
Eropa.
DAFTAR PUSTAKA
The EU in the world 2013 A statistical portrait
www.kemenperin.go.id
0 comments:
Posting Komentar