T U G A S
STRATEGI PEMBANGUNAN EKONOMI INDONESIA
Disusun oleh :
Nur Sri Wahyuni
Nomor
Pokok Mahasiswa : 2010. 241. 00. 0211
Dibuat Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah :
EKONOMI POLITIK
PROGRAM STUDI MANAJEMEN EKONOMI PUBLIK
SEKOLAH TINGGI ILMU ADMINISTRASI
LEMBAGA ADMINISTRASI NEGARA
MAKASSAR
2013
A. STRATEGI PEMBANGUNAN MASA LALU
Dalam sejarah perkembangannya, perencanaan pembangunan
ekonomi Indonesia dibagi dalam beberapa periode, yakni :
- Periode Orde Baru, dibagi dalam :
• Periode 1945
– 1950
• Periode 1951
– 1955
• Periode 1956
– 1960
• Periode 1961
– 1966
- Periode Setelah Orde Baru dibagi dalam
:
• Periode 1966
s/d periode stabilisasi dan rehabilitasi
• Periode
Repelita I : 1969/70 – 1973/74
• Periode
Repelita II : 1974/75 – 1978/79
• Periode
Repelita III : 1979/80 – 1983/84
• Periode
Repelita IV : 1984/85 – 1988/89
• Periode
Repelita V : 1989/90 – 1993/94
Strategi pembangunan adalah suatu
tindakan pemilihan atas faktor-faktor yang di jadikan faktor utama (penentu)
pada jalannya proses pertumbuhan.
Strategi pembangunan di Indonesia tidak mengenal
perbedaan strategi yang ekstrem. Sebagai contoh selain strategi pemerataan
pembangunan, Indonesia tidak mengesampingkan strategi pertumbuhan dan strategi
yang berwawasan ruang (terbukti dengan dibaginya wilayah Indonesia dengan
berbagai wilayah pembangunan I, II, III dan seterusnya). Periode ini kemudian
disusul dengan periode Repelita dan dalam setiap Repelita, khususnya sejak
Repelita II, strategi pembangunan ekonomi yang diberlakukan di Indonesia adalah
strategi yang mengacu pada pertumbuhan yang sekaligus berorientasi pada
keadilan (pemerataan), menghapus kemiskinan, dan juga keadilan (pemerataan)
antar daerah. Pembagian wilayah pembangunan ini tidak didasarkan pada pembagian
secara adminstratif politis yang ada.
ü REPELITA I = meletakkan titik berat pada sektor
pertanian dan industri yang mendukung sektor pertanian meletakkan
landasan yang kuat bagi tahap selanjutnya
ü REPELITA II =
meletakkan titik berat pada sektor pertanian dengan meningkatkan industri yang
mengolah bahan mentah menjadi bahan baku meletakkan landasan yang kuat bagi
tahap selanjutnya.
ü REPELITA III =
meletakkan titik berat pada sektor pertanian menuju swasembada pangan dan
meningkatkan industri yang mengolah bahan baku menjadi barang jadi meletakkan
landasan yang kuat bagi tahap selanjutnya.
ü REPELITA IV =
meletakkan titik berat pada sektor pertanian untuk melanjutkan usaha-usaha
menuju swasembada pangan dengan meningkatkan industri yang dapat menghasilkan mesin-mesin
industri sendiri,baik industri ringan yang akan terus dikembangkan dalam
Repelita-Repelita selanjutnya dan meletakkan landasan yang kuat bagi tahap
selanjutnya.
B. STRATEGI
PEMBANGUNAN EKONOMI INDOENSIA MASA KINI DAN AKAN DATANG
Setiap negara tentunya
memiliki strategi masing-masing untuk meningkatkan pembangunan ekonomi di
setiap periode tahunnya. Begitupun Indonesia, setiap kali mengalami pergantian
pemerintah maka strategi yang diterapkan pun akan berubah-ubah sesuai dengan
target dan kebijakan pemerintah yang memiliki wewenang pada saat itu.
Dimulai dari era Orde Lama sampai kini Orde Indonesia Bersatu Jilid II,
Indonesia telah banyak mengalami perubahan kebijakan dalam hal pembangunan
ekonomi seperti Repelita I-VI dan strategi lainnya. Pada era saat ini dimana
Bapak Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) menjabat sebagai Presiden Indonesia dan
Bapak Boediono sebagai wakil presiden, pemerintah bersama dunia usaha, kepala
daerah dan sejumlah pemangku kepentingan tengah membahas draf rencana MP3EI
(Master Plan Percepatan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi Indonesia) untuk
mengkonkretkan agenda pembangunan nasional melalui keterlibatan BUMN dan
investor swasta.
Master plan MP3EI (Master Plan Percepatan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi
Indonesia) lebih berkaitan dengan investasi, bisnis, dan pembangunan ekonomi.
Perekonomian middle level investasi tanpa itu ekonomi tidak akan terangkat,
dengan investasi besar-besaran di seluruh Indonesia, UMKM (Usaha Menengah,
Kecil Menengah) juga turut bergerak.
Aspek perdagangan dan wisata tidak mungkin terpisahkan karena kedua bidang
ini saling terkait satu sama lain. UMKM juga akan terus digalakkan dengan
melaksanakan sejumlah program untuk membantu masyarakat meningkatkan
kesejahteraan serta menjadi kontrol strategi dan kebijakan ekonomi Indonesia.
P3EI memiliki bobot yang tinggi dengan
melakukan benchmark terhadap rencana induk yang dimiliki oleh sejumlah negara
sahabat yang sudah terbukti sukses dalam menjabarkan rencana induknya seperti
Tiongkok, Korea Selatan, dan India.
Berkaitan dengan strategi pembangunan,
Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) menegaskan bahwa Indonesia masih
menganut strategi pembangunan empat jalur yaitu:
1.
pro
pertumbuhan jelas
2.
pro lapangan
kerja
3.
pro
kemiskinan
4.
pro
lingkungan
Jika ekonomi tidak tumbuh, maka
kesejahteraan dan perekonomian tidak akan meningkat. Pertumbuhan ekonomi
Indonesia kini telah mencapai 6-7%, namun sebaiknya pertumbuhan ini tidak hanya
terpusat di kota besar seperti Jawa, tetapi merata di seluruh wilayah Indonesia.
SBY menargetkan untuk menjaga tiga pilar ekonomi yaitu:
1.
ekonomi
untuk kesejahteraan
2.
demokrasi
makin hidup tapi bermartabat
3.
keadilan
yang menyeluruh. Justice for all, keadilan ekonomi dan sosial bagi
seluruh rakyat
Dengan
rencana MP3EI yang kini sedang dibahas, penerapan empat jalur strategi
pembangunan Indonesia, serta kekonsistenan dalam menjaga tiga pilar ekonomi,
diharapkan Indonesia dapat meningkatkan pembangunan ekonomi di masa yang akan
datang khususnya pada periode 2011-2025.
C. MASTER PLAN PERCEPATAN DAN PERLUASAN PEMBANGUNAN EKONOMI INDONESIA (MP3EI)
Pembangunan koridor ekonomi di Indonesia dilakukan berdasarkan potensi
dan keunggulan masing-masing wilayah yang tersebar di seluruh Indonesia.
Sebagai negara yang terdiri atas ribuan pulau dan terletak di antara dua benua
dan dua samudera, wilayah kepulauan Indonesia memiliki sebuah konstelasi yang
unik, dan tiap kepulauan besarnya memiliki peran strategis masing-masing yang
ke depannya akan menjadi pilar utama untuk mencapai visi Indonesia tahun 2025.
Dengan memperhitungkan berbagai potensi dan peran strategis masing-masing pulau
besar (sesuai dengan letak dan kedudukan geografis masing-masing pulau), telah
ditetapkan 6 (enam) koridor ekonomi.
Tema pembangunan masing-masing koridor ekonomi dalam percepatan dan
perluasan pembangunan ekonomi adalah sebagai berikut:
1.
Koridor
Ekonomi Sumatera memiliki
tema pembangunan sebagai “Sentra Produksi dan Pengolahan Hasil Bumi dan Lumbung
Energi Nasional”;
2.
Koridor
Ekonomi Jawa memiliki
tema pembangunan sebagai “Pendorong Industri dan Jasa Nasional”;
3.
Koridor
Ekonomi Kalimantan memiliki
tema pembangunan sebagai “Pusat Produksi dan Pengolahan Hasil Tambang &
Lumbung Energi Nasional”;
4. Koridor Ekonomi Sulawesi memiliki tema pembangunan sebagai ‘’ Pusat
Produksi dan Pengolahan Hasil Pertanian, Perkebunan, Perikanan, Migas dan
Pertambangan Nasional
5.
Koridor Ekonomi Bali – Nusa Tenggara memiliki tema pembangunan sebagai ‘’Pintu Gerbang
Pariwisata dan Pendukung Pangan Nasional’’;
6. Koridor
Ekonomi Papua – Kepulauan Maluku memiliki
tema pembangunan sebagai “Pusat Pengembangan Pangan, Perikanan, Energi, dan
Pertambangan Nasional”.
Tujuan awal dilakukannya MP3EI adalah mencapai
aspirasi Indonesia 2025, yaitu menjadi negara maju dan sejahtera dengan PDB
sekitar USD 4,3 Triliun dan menjadi negara dengan PDB terbesar ke-9 di dunia.
Untuk mewujudkan hal tersebut, sekitar 82% atau USD 3,5 Triliun akan
ditargetkan sebagai kontribusi PDB dari koridor ekonomi sebagai bagian dari
transformasi ekonomi.
Dengan diterapkannya koridor ekonomi yang
tertuang di dalam MP3EI ini, secara keseluruhan, PDB Indonesia akan bertumbuh
lebih cepat dan lebih luas, baik untuk daerah di dalam koridor, maupun untuk di
daerah di luar koridor. Pertumbuhan tahunan PDB nasional dengan penerapan MP3EI
akan menjadi sekitar 12,7% secara nasional, dengan pertumbuhan wilayah di dalam
koridor sebesar 12,9%. Sedangkan pertumbuhan di luar koridor juga akan
mengalami peningkatan sebesar 12,1% sebagai hasil dari adanya spillover
effect pengembangan kawasan koridor ekonomi.
Pertumbuhan tahunan di Koridor Ekonomi Jawa
disesuaikan dengan RPJMN agar tercapai pengurangan dominasi Pulau Jawa
dibandingkan dengan pulau-pulau lain pada Tahun 2025. Selain itu, diharapkan
juga terjadi kenaikan pertumbuhan ekonomi secara merata untuk koridor-koridor
ekonomi di luar Jawa.
Pengembangan MP3EI berfokus pada 8 program utama,
yaitu: pertanian, pertambangan, energi, industri, kelautan, pariwisata,
telematika, dan pengembangan kawasan strategis. Kedelapan program utama
tersebut terdiri dari 22 kegiatan ekonomi utama yang disesuaikan dengan potensi
dan nilai strategisnya masing-masing di koridor yang bersangkutan.
Pengembangan kegiatan ekonomi utama
Koridor Ekonomi membutuhkan dukungan dari sisi energi. Dengan adanya Masterplan
P3EI ini, penambahan kebutuhan energi listrik di Indonesia hingga tahun 2025
diproyeksikan mencapai sekitar 90.000 MW (dalam kondisi beban puncak). Dari
jumlah tersebut, sebagian besar kebutuhan energi akan digunakan untuk mendukung
pembangunan dan pengembangan kegiatan-kegiatan ekonomi utama di dalam koridor.
Untuk mendukung pengembangan kegiatan
ekonomi utama, telah diindikasikan investasi yang pelaksanaannya dimulai dalam
waktu 2011 - 2014 di keenam koridor ekonomi tersebut dengan nilai sekitar IDR
4.000 Triliun. Dari jumlah tersebut, Pemerintah akan berkontribusi sekitar 10%
dalam bentuk pembangunan infrastruktur dasar, seperti: jalan, pelabuhan laut,
pelabuhan udara, serta rel kereta dan pembangkit tenaga listrik, sedangkan
sisanya diupayakan akan dipenuhi dari swasta maupun BUMN dan campuran.
0 comments:
Posting Komentar