Sabtu, 30 Agustus 2014

Makalah Strategi Pembangunan Ekonomi Indonesia

T U G A S

STRATEGI PEMBANGUNAN EKONOMI INDONESIA
 














Disusun oleh :
Nur Sri Wahyuni
Nomor Pokok Mahasiswa : 2010. 241. 00. 0211

Dibuat Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah :
EKONOMI POLITIK

PROGRAM STUDI MANAJEMEN EKONOMI PUBLIK

SEKOLAH TINGGI ILMU ADMINISTRASI
LEMBAGA ADMINISTRASI NEGARA
MAKASSAR
2013



A. STRATEGI PEMBANGUNAN MASA LALU
Dalam sejarah perkembangannya, perencanaan pembangunan ekonomi Indonesia dibagi dalam beberapa periode, yakni :
- Periode Orde Baru, dibagi dalam :
• Periode 1945 – 1950 
• Periode 1951 – 1955
• Periode 1956 – 1960
• Periode 1961 – 1966 
- Periode Setelah Orde Baru dibagi dalam :
• Periode 1966 s/d periode stabilisasi dan rehabilitasi
• Periode Repelita I : 1969/70 – 1973/74
• Periode Repelita II : 1974/75 – 1978/79
• Periode Repelita III : 1979/80 – 1983/84
• Periode Repelita IV : 1984/85 – 1988/89
• Periode Repelita V : 1989/90 – 1993/94
Strategi pembangunan adalah suatu tindakan pemilihan atas faktor-faktor yang di jadikan faktor utama (penentu) pada jalannya proses pertumbuhan.
         Strategi pembangunan di Indonesia tidak mengenal perbedaan strategi yang ekstrem. Sebagai contoh selain strategi pemerataan pembangunan, Indonesia tidak mengesampingkan strategi pertumbuhan dan strategi yang berwawasan ruang (terbukti dengan dibaginya wilayah Indonesia dengan berbagai wilayah pembangunan I, II, III dan seterusnya). Periode ini kemudian disusul dengan periode Repelita dan dalam setiap Repelita, khususnya sejak Repelita II, strategi pembangunan ekonomi yang diberlakukan di Indonesia adalah strategi yang mengacu pada pertumbuhan yang sekaligus berorientasi pada keadilan (pemerataan), menghapus kemiskinan, dan juga keadilan (pemerataan) antar daerah. Pembagian wilayah pembangunan ini tidak didasarkan pada pembagian secara adminstratif politis yang ada.
ü  REPELITA I = meletakkan titik berat pada sektor pertanian  dan industri yang mendukung sektor pertanian meletakkan landasan yang kuat bagi tahap selanjutnya
ü  REPELITA II = meletakkan titik berat pada sektor pertanian dengan meningkatkan industri yang mengolah bahan mentah menjadi bahan baku meletakkan landasan yang kuat bagi tahap selanjutnya.
ü  REPELITA III = meletakkan titik berat pada sektor pertanian menuju swasembada pangan dan meningkatkan industri yang mengolah bahan baku menjadi barang jadi meletakkan landasan yang kuat bagi tahap selanjutnya.
ü  REPELITA IV = meletakkan titik berat pada sektor pertanian untuk melanjutkan usaha-usaha menuju swasembada pangan dengan meningkatkan industri yang dapat menghasilkan mesin-mesin industri sendiri,baik industri ringan yang akan terus dikembangkan dalam Repelita-Repelita selanjutnya dan meletakkan landasan yang kuat bagi tahap selanjutnya.



B. STRATEGI PEMBANGUNAN EKONOMI INDOENSIA MASA KINI DAN AKAN DATANG
Setiap negara tentunya memiliki strategi masing-masing untuk meningkatkan pembangunan ekonomi di setiap periode tahunnya. Begitupun Indonesia, setiap kali mengalami pergantian pemerintah maka strategi yang diterapkan pun akan berubah-ubah sesuai dengan target dan kebijakan pemerintah yang memiliki wewenang pada saat itu.
            Dimulai dari era Orde Lama sampai kini Orde Indonesia Bersatu Jilid II, Indonesia telah banyak mengalami perubahan kebijakan dalam hal pembangunan ekonomi seperti Repelita I-VI dan strategi lainnya. Pada era saat ini dimana Bapak Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) menjabat sebagai Presiden Indonesia dan Bapak Boediono sebagai wakil presiden, pemerintah bersama dunia usaha, kepala daerah dan sejumlah pemangku kepentingan tengah membahas draf rencana MP3EI (Master Plan Percepatan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi Indonesia) untuk mengkonkretkan agenda pembangunan nasional melalui keterlibatan BUMN dan investor swasta.
            Master plan MP3EI (Master Plan Percepatan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi Indonesia) lebih berkaitan dengan investasi, bisnis, dan pembangunan ekonomi. Perekonomian middle level investasi tanpa itu ekonomi tidak akan terangkat, dengan investasi besar-besaran di seluruh Indonesia, UMKM (Usaha Menengah, Kecil Menengah) juga turut bergerak.
            Aspek perdagangan dan wisata tidak mungkin terpisahkan karena kedua bidang ini saling terkait satu sama lain. UMKM juga akan terus digalakkan dengan melaksanakan sejumlah program untuk membantu masyarakat meningkatkan kesejahteraan serta menjadi kontrol strategi dan kebijakan ekonomi Indonesia.
P3EI memiliki bobot yang tinggi dengan melakukan benchmark terhadap rencana induk yang dimiliki oleh sejumlah negara sahabat yang sudah terbukti sukses dalam menjabarkan rencana induknya seperti Tiongkok, Korea Selatan, dan India.
Berkaitan dengan strategi pembangunan, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) menegaskan bahwa Indonesia masih menganut strategi pembangunan empat jalur yaitu:
1.         pro pertumbuhan jelas
2.         pro lapangan kerja
3.         pro kemiskinan
4.         pro lingkungan
Jika ekonomi tidak tumbuh, maka kesejahteraan dan perekonomian tidak akan meningkat. Pertumbuhan ekonomi Indonesia kini telah mencapai 6-7%, namun sebaiknya pertumbuhan ini tidak hanya terpusat di kota besar seperti Jawa, tetapi merata di seluruh wilayah Indonesia.
            SBY menargetkan untuk menjaga tiga pilar ekonomi yaitu:
1.         ekonomi untuk kesejahteraan
2.         demokrasi makin hidup tapi bermartabat
3.         keadilan yang menyeluruh. Justice for all, keadilan ekonomi dan sosial bagi seluruh rakyat 
Dengan rencana MP3EI yang kini sedang dibahas, penerapan empat jalur strategi pembangunan Indonesia, serta kekonsistenan dalam menjaga tiga pilar ekonomi, diharapkan Indonesia dapat meningkatkan pembangunan ekonomi di masa yang akan datang khususnya pada periode 2011-2025.

C. MASTER PLAN PERCEPATAN DAN PERLUASAN PEMBANGUNAN EKONOMI INDONESIA (MP3EI)
Pembangunan koridor ekonomi di Indonesia dilakukan berdasarkan potensi dan keunggulan masing-masing wilayah yang tersebar di seluruh Indonesia. Sebagai negara yang terdiri atas ribuan pulau dan terletak di antara dua benua dan dua samudera, wilayah kepulauan Indonesia memiliki sebuah konstelasi yang unik, dan tiap kepulauan besarnya memiliki peran strategis masing-masing yang ke depannya akan menjadi pilar utama untuk mencapai visi Indonesia tahun 2025. Dengan memperhitungkan berbagai potensi dan peran strategis masing-masing pulau besar (sesuai dengan letak dan kedudukan geografis masing-masing pulau), telah ditetapkan 6 (enam) koridor ekonomi.
Tema pembangunan masing-masing koridor ekonomi dalam percepatan dan perluasan pembangunan ekonomi adalah sebagai berikut:
1.      Koridor Ekonomi Sumatera memiliki tema pembangunan sebagai “Sentra Produksi dan Pengolahan Hasil Bumi dan Lumbung Energi Nasional”;
2.      Koridor Ekonomi Jawa memiliki tema pembangunan sebagai “Pendorong Industri dan Jasa Nasional”;
3.      Koridor Ekonomi Kalimantan memiliki tema pembangunan sebagai “Pusat Produksi dan Pengolahan Hasil Tambang & Lumbung Energi Nasional”;
4.      Koridor Ekonomi Sulawesi memiliki tema pembangunan sebagai ‘’ Pusat Produksi dan Pengolahan Hasil Pertanian, Perkebunan, Perikanan, Migas dan Pertambangan Nasional
5.      Koridor Ekonomi Bali – Nusa Tenggara memiliki tema pembangunan sebagai ‘’Pintu Gerbang Pariwisata dan Pendukung Pangan Nasional’’;
6.      Koridor Ekonomi Papua – Kepulauan Maluku memiliki tema pembangunan sebagai “Pusat Pengembangan Pangan, Perikanan, Energi, dan Pertambangan Nasional”.
Tujuan awal dilakukannya MP3EI adalah mencapai aspirasi Indonesia 2025, yaitu menjadi negara maju dan sejahtera dengan PDB sekitar USD 4,3 Triliun dan menjadi negara dengan PDB terbesar ke-9 di dunia. Untuk mewujudkan hal tersebut, sekitar 82% atau USD 3,5 Triliun akan ditargetkan sebagai kontribusi PDB dari koridor ekonomi sebagai bagian dari transformasi ekonomi.
Dengan diterapkannya koridor ekonomi yang tertuang di dalam MP3EI ini, secara keseluruhan, PDB Indonesia akan bertumbuh lebih cepat dan lebih luas, baik untuk daerah di dalam koridor, maupun untuk di daerah di luar koridor. Pertumbuhan tahunan PDB nasional dengan penerapan MP3EI akan menjadi sekitar 12,7% secara nasional, dengan pertumbuhan wilayah di dalam koridor sebesar 12,9%. Sedangkan pertumbuhan di luar koridor juga akan mengalami peningkatan sebesar 12,1% sebagai hasil dari adanya spillover effect pengembangan kawasan koridor ekonomi.
Pertumbuhan tahunan di Koridor Ekonomi Jawa disesuaikan dengan RPJMN agar tercapai pengurangan dominasi Pulau Jawa dibandingkan dengan pulau-pulau lain pada Tahun 2025. Selain itu, diharapkan juga terjadi kenaikan pertumbuhan ekonomi secara merata untuk koridor-koridor ekonomi di luar Jawa.
Pengembangan MP3EI berfokus pada 8 program utama, yaitu: pertanian, pertambangan, energi, industri, kelautan, pariwisata, telematika, dan pengembangan kawasan strategis. Kedelapan program utama tersebut terdiri dari 22 kegiatan ekonomi utama yang disesuaikan dengan potensi dan nilai strategisnya masing-masing di koridor yang bersangkutan.
            Pengembangan kegiatan ekonomi utama Koridor Ekonomi membutuhkan dukungan dari sisi energi. Dengan adanya Masterplan P3EI ini, penambahan kebutuhan energi listrik di Indonesia hingga tahun 2025 diproyeksikan mencapai sekitar 90.000 MW (dalam kondisi beban puncak). Dari jumlah tersebut, sebagian besar kebutuhan energi akan digunakan untuk mendukung pembangunan dan pengembangan kegiatan-kegiatan ekonomi utama di dalam koridor.

Untuk mendukung pengembangan kegiatan ekonomi utama, telah diindikasikan investasi yang pelaksanaannya dimulai dalam waktu 2011 - 2014 di keenam koridor ekonomi tersebut dengan nilai sekitar IDR 4.000 Triliun. Dari jumlah tersebut, Pemerintah akan berkontribusi sekitar 10% dalam bentuk pembangunan infrastruktur dasar, seperti: jalan, pelabuhan laut, pelabuhan udara, serta rel kereta dan pembangkit tenaga listrik, sedangkan sisanya diupayakan akan dipenuhi dari swasta maupun BUMN dan campuran.

0 comments:

Posting Komentar